Petugas kesehatan kerap menerima panggilan darurat, khususnya mereka yang bertugas di desa terpencil. Kondisi ini, memerlukan inovasi sebagai solusinya karena panggilan darurat bisa datang dari dua atau tiga orang pada waktu yang hampir bersamaan. Sayangnya, masih banyak petugas kesehatan tidak memiliki kendaraan operasional untuk menolong pasien di desa terpencil.

Pada kondisi kritis, terlambatnya kehadiran tenaga kesehatan bisa berdampak fatal. Pasien yang tinggal di desa dengan transportasi umum minim sangat bergantung pada kehadiran tenaga kesehatan ke rumah mereka. Jika tenaga kesehatan terlambat datang, tidak sedikit kasus-kasus genting berakhir dengan kematian.

Yayasan Kesehatan Untuk Semua (YKS) mengembangkan Program Manajemen Sarana Transportasi (MST) Kerusakan Minimum di Nusa Tenggara Timur (NTT). Para tenaga kesehatan di desa terpencil berhak mendapatkan bantuan kendaraan operasional.

Nama InovasiMotor Operasional bagi Tenaga Kesehatan di NTT
PengelolaYayasan Kesehatan untuk Semua (YKS)
AlamatSarotari Tengah, Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur
Telepon+62-383-2325194
E-mailyksflores@yahoo.co.id
Websitehttp://www.motorcycleoutreach.org/

Langkah YKS merupakan contoh inovasi yang membantu meningkatkan pelayanan kesehatan di desa terpencil. Bagi petugas kesehatan, nyawa pasien menjadi prioritas.

”Bagi seorang pekerja kesehatan, terlambat semenit saja nyawa seseorang bisa jadi taruhan,” kata Bidan Yanti, salah satu penerima bantuan Motor dari YKS.

Yanti dan tenaga kesehatan di desa terpencil mengapreasiasi inovasi yang dikembangkan YKS.

“Syukurlah kendala yang saya hadapi selama sekitar 10 tahun bekerja sebagai bidan desa sudah teratasi dengan kehadiran Yayasan Kesehatan untuk Semua yang memberikan bantuan sepeda motor kepada saya bulan Maret 2009 lalu,” ujarnya.

Menurut Yanti, banyak masyarakat yang membutuhkan pelayanan dapat dia jangkau dengan lebih cepat.

“Meski baru 3 bulan berjalan, tak ada lagi kematian akibat terlambat pertolongan. Apalagi sepeda motor YKS dikelola dengan sistem khusus sehingga kendaraannya selalu siap pakai,” imbuh Bidan Yanti.

Sejak 2002, YKS mengembangkan Program Manajemen Sarana Transportasi (MST) Kerusakan Minimum di NTT. Usaha yang dilakukan YKS adalah contoh kegiatan inovasi.

Progam MST Kerusakan Minimum merupakan program pertama yang diimplementasikan di Asia dan berjalan sukses sampai sekarang. Program MST pertama dimulai di Lesotho, Afrika bagian Selatan, tahun 1991.

Program MST untuk pelayanan kesehatan memberikan dampak positif baik bagi petugas kesehatan maupun bagi masyarakat penerima manfaat.

Ada lima manfaat inovasi YKS yang dirasakan. Pertama, respon terhadap panggilan pasien lebih cepat. Kedua, meningkatnya cakupan wilayah pelayanan kesehatan. Ketiga, meningkatnya akses informasi dan pelayanan kesehatan. Keempat, meningkatnya jumlah fasilitas sanitasi yang dipantau. Kelima, meningkatnya frekuensi layanan kesehatan bagi sekolah dasar

Ansel Demon, Petugas Kesehatan yang bekerja di Puskesmas Pembantu Epubele, Kecamatan Adonara Tengah, Kabupaten Flores Timur, menilai setelah adanya program MST, kendaraan operasional selalu dalam keadaan siap pakai dan jarang, bahkan hampir tidak pernah terjadi kerusakan pada saat sedang digunakan untuk pelayanan kesehatan.

YKS teliti dalam merawat kendaraan operasional dalam Program MST. Mereka melakukan perawatan secara berkala pada setiap interval yang ditentukan untuk menjaga agar kendaraan tidak rusak. Hal ini membuat kondisi sepeda motor tetap awet meski sudah tujuh tahun dioperasikan. Sebagai pembanding, kendaraan operasional dengan plat merah, rata-rata tidak bisa dipakai setelah tiga tahun pembelian.

Demi menjaga efektivitas penggunaan sepeda motor untuk pelayanan kesehatan, YKS bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, tokoh masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan dan berbagai LSM mitra. Mereka dilibatkan sebagai pemantau lapangan dan disertakan dalam setiap pertemuan monitoring dan evaluasi.

Fungsi pemantauan yakni melihat efektivitas penggunaan sepeda motor untuk pelayanan kesehatan. Jika di lapangan ditemukan pelanggaraan, mitra YKS bisa melapor pada YKS. Dengan demikian, tenaga kesehatan yang tidak mematuhi tata tertib pemanfaatan sepeda motor untuk pelayanan kesehatan, akan diberikan peringatan.

YKS juga memiliki tindakan lain, yaitu menarik kembali sepeda motor bantuan dan diberikan kepada pengendara kesehatan lainnya, baik dalam wilayah yang sama atau wilayah lain, bila tenaga kesehatan bersangkutan masih melakukan pelanggaran.

Penarikan sepeda motor juga bisa langsung dilakukan bila terjadi pelanggaran dengan kategori berat seperti kecelakaan yang terjadi karena mabuk.

Lebih dari itu, para tenaga kesehatan juga dikontrol melalui sebuah buku yang disebut logbook. Artinya setiap aktivitas pelayanan kesehatan dengan menggunakan sepeda motor selalu dicatat di dalam buku tersebut.

Informasi penting lainnya yang juga dicatat adalah posisi spidometer awal saat berangkat melakukan aktivitas pelayanan kesehatan, tempat tujuan, jenis pelayanan yang dilakukan, kasus kesehatan yang ditangani, jumlah sasaran, dan spidometer saat berada di tempat tujuan.
Semuanya dibukukan secara teratur untuk memastikan bahwa penggunaan kendaraan benar-benar untuk melakukan pelayanan kesehatan.

Secara tidak langsung, YKS mendapatkan data pelayanan kesehatan dari logbook tenaga kesehatan di wilayah kerja dari masing-masing.

Terkait dukungan pendanaan, YKS bekerjasama dengan beberapa individu, dan berbagai organisasi penggemar sepeda motor di dunia, di antaranya Riders for Health, Motorcycle Outreach (MOR), Yamaha Japan, ABATE of Indiana, ABATE of Alaska, South Suburban Chapter of Illinois, In Memory of Captain Ride, dan lain-lain.

Saat ini, YKS juga sedang berupaya menjalin kerja sama dengan Dinas Kesehatan Flores Timur untuk memulai pendanaan program bersama.

Khusus untuk pencarian dana lokal, bengkel YKS membuka layanan servis. Bengkel melayani servis sepeda motor YKS dan umum serta menjual suku cadang kendaraan bermotor.