Sekelompok perempuan desa tampak sibuk mengemas abon. Abon merupakan inovasi produk olahan ikan yang kini menjadi ikon baru Dusun Bajoe. Meski masih seumur jagung, sejak Mei 2019, produk abon ikan kelompok perempuan Dusun Bajoe mendapat apresiasi pasar yang bagus.
Para perempuan itu tergabung dalam Kelompok Usaha Abon Ikan Gowes Pantai Bajoe. Mereka membentuk kelompok usaha bersama (KUBe) beranggotakan 6 orang perempuan. Kelompok usaha setingkat dasawisma itu fokus bergerak dalam usaha dan inovasi pengolahan produk turunan berbahan baku ikan.
Nama Inovasi | Abon Ikan |
Pengelola | Kelompok Abon Ikan Gowes Pantai Bajoe |
Alamat | Dusun Bajoe, Desa Rea Timur, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat |
Kontak | Sanusi (Kepala Dusun Bajoe) |
Telepon | +62-813-4219-4948 |
Dusun Bajoe terletak di Desa Rea Timur, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Lokasi Dusun Bajoe berada di daerah pesisir Kecamatan Binuang sehingga sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan.
Hidup di dekat laut, masyarakat Dusun Bajoe mampu mendapatkan ikan yang melimpah. Sebagian besar hasil tangkapan ikan langsung dijual ke pasar sehingga harganya relatif murah. Tak heran, banyak nelayan yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Belakangan ini, para perempuan di Dusun Bajoe berinovasi memilih mengolah ikan hasil tangkapan mereka menjadi abon. Ketersediaan bahan baku sangat melimpah karena Dusun Bajoe dikenal sebagai pusat tanggapan ikan di kecamatan Binuang.
Baca: Kelompok Anggrek Berjaya Olah Ikan Tuna Jadi Jajanan Lezat dan Bergizi dan Nugget Ikan, Produk Olahan Ikan dari Desa Gentuma
Abon sebagai inovasi olahan ikan
Untuk menghasilkan abon yang lezat, ikan cucut dipilih sebagai bahan baku olahan abon ikan. Masyarakat Dusun Bajoe menyebutnya sebagai ikan Bale Bano. Ikan Bale Bano menghasilkan abon yang gurih, lezat, dan tahan lama.
Kelompok Abon Ikan Gowes Pantai Bajoe memulai usaha bermodal patungan dari keenam anggotanya. Awalnya, mereka patungan sebesar Rp 5.000,- yang digunakan untuk belanja bumbu, rempah-rempah, dan kemasan. Ikan tak perlu beli, mereka cukup memanfaatkan ikan hasil tangkapan para suaminya.
Abon produksi mereka mendapat sambutan bagus dari para konsumen. Mereka menjualnya dengan harga Rp 10.000 per bungkus. Lalu, produk abon ikan sering dipesan oleh masyarakat yang menggelar pesta, baik acara nikah maupun aqikah. Selain itu, produk abon dijual ke warung-warung warga secara eceran.
Keuntungan yang didapat dari hasil penjualan olahan abon ikan kelompok usaha ibu-ibu warga Dusun Bajoe tersebut, tergantung dari pesanan. Kehadiran produk abon mampu meningkatkan ekonomi rumah tangga para perempuan.
Bantu Ekonomi Keluarga dan Kampanye Makan Ikan
Selain olahan ikan abon, para ibu-ibu mulai mengembangkan produk olahan ikan lainnya, seperti Ikan Crispy. Namun, dari beragam produk olahan ikan, abon memang masih menjadi produk unggulan.
Usaha abon merupakan wujud keinginan para perempuan di Dusun Bajoe untuk membantu para suami mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Istilah lokanya, sibali parri atau saling membantu.
Pemerintah Dusun Bajoe terus memotivasi kelompok usaha abon ikan untuk tidak patah semangat. Selain ekonomi, inovasi produk abon mendorong anak-anak yang malas mengkonsumsi ikan, menjadi gemar mengkonsumsi ikan yang diolah menjadi abon.
Untuk pengembangan usaha, Kelompok Usaha Abon Ikan Gowes Pantai Bajoe membutuhkan dukungan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar untuk pengadaan alat pengering abon. Selama ini, mereka mengandalkan cuaca dan alam untuk proses pengeringan abon.
Usaha olahan abon menjadi Inovasi Wirausaha Desa yang mengolah mengelola sumber daya yang ada di wilayahnya menjadi Produk Unggulan Desa. Inisiatif para perempuan di Dusun Bajoe merupakan bentuk nyata dari Gerakan Desa Membangun Indonesia.
Diolah dari: https://pattae.com/