Desa Gentuma merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah bagian selatan Kecamatan Gentuma Raya, Kabupaten Gorontalo Utara, dengan luas wilayah sekitar 1,68 km2. Wilayah ini dapat ditempuh dalam kurun waktu sekitar ± 2 jam dari ibukota Provinsi Gorontalo.
Jumlah penduduk Desa Gentuma sebanyak 770 jiwa, dengan 375 kepala keluarga yang tersebar di tiga dusun. Sumber pendapatan terbesar dari penduduk Desa Gentuma adalah laut dan pertanian, karena itu mereka sangat tergantung pada harga jual ikan sebagai pemasukan ekonomi keluarga.
Nama Inovasi | Nugget Ikan |
Pengelola | Universitas Negeri Gorontalo |
Lokasi Program | Desa Gentuma, Kecamatan Gentuma Raya, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo |
Kontak | Ir. Zainudin AK. Antuli, M.Si |
Telepon | +62-852-1978-3394 |
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun, ikan cepat mengalami proses pembusukan sehingga masyarakat perlu mengetahui cara pengolahan ikan. Masalahnya, inovasi dalam pengolahan ikan masih belum dilakukan warga Desa Gentuma sehingga saat produksi ikan melimpah, harganya akan turun.
Desa Gentuma merupakan penghasil ikan yang besar, tapi pengolahan ikannya masih secara tradisional. Hasil olahan ikan justru menurunkan kadar protein. Teknologi pengolahan ikan, dengan berbagai cara dan rasa, seharusnya menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih banyak. Nugget ikan merupakan salah satu jenis makanan yang terbuat dari ikan yang diberi bumbu dan diolah secara modern. Produk yang dihasilkan bentuk persegi, bau yang khas, awet, dan mengandung protein yang tinggi.
Universitas Negeri Gorontalo melalui Program Kuliah Kerja Sibermas (KKS)-Pengabdian mendukung para pelaku industri rumah tangga untuk mengolah ikan menjadi nugget ikan. Pembuatan nugget ikan mampu meningkatkan kualitas ikan, sekaligus menciptakan produk turunan ikan. Pengolahan daging ikan menjadi nugget ikan mampu menciptakan nilai ekonomis dan nilai protein yang lebih tinggi.
Desa Gentuma ada 7 kelompok nelayan yang masih aktif berproduksi. Selama ini hasil ikan yang diperoleh hanya dijual dalam bentuk mentah. Sehingga bila produksi dalam jumlah banyak maka ikan hanya dijual murah. Minimnya hasil diversifikasi olahan berbasis ikan dan masih rendahnya pengetahuan masyarakat desa mengenai usaha-usaha diversifikasi ikan.
Tantangan usaha pengolahan nugget ikan di Desa Gentuma adalah latar belakang pendidikan warga yang sangat rendah. Berdasarkan tingkat pendidikannya, penduduk Desa Gentuma terdiri dari 87 orang tidak tamat SD, 129 orang tamat SD, 138 orang tamat SLTP dan 202 orang tamat SLTA/sederajat. Untuk itu, upaya transfer informasi teknologi pengolahan ikan harus dilakukan melalui kegiatan pelatihan yang intensif.
Untuk mengatasi hal itu, Program KKS-Pengabidan menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui transfer ilmu dan teknologi. Transfer pengetahuan yang disertai praktek pembelajaran kelompok, teknologi proses, dan sanitasi pengolahan yang hygiene, nugget ikan, pengemasan, pelabelan, dan penentuan umur simpan produk, serta teknik pemasaran.
Pendampingan dilakukan para mahasiswa dari Universitas Negeri Gorontali (UNG) yang mengikuti Program KKS-Pengabdian. Akhirnya, masyarakat mampu memproses pengolahan ikan secara baik, seperti menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih.
Secara teknik pendampingan dan arah program KKS-Pengabdian melibatkan nelayan atau istri nelayan. Nelayan/Istri Nelayan dapat memperoleh kemampuan dan manajemen dalam usaha dengan sistem modern secara komprehensif. Selain itu, mereka dapat menambah nilai ekonomi dari produk nugget ikan sehingga bisa meningkatkan pendapatan keluarga nelayan.