Para peternak unggas, khususnya bebek, di Hulu Sungai Tengah sangat mengandalkan pakan buat pabrik. Kualitas dan nutrisi pakan pabrikan memang bagus, tapi harganya lumayan tiggi. Desa Paya berinovasi merintis produk pakan ternak berbahan baku pohon paya (sagu) tumbuh subur di sekitar desa. Produk bermerk dagang “Payaku” itu mampu mendukung pertumbuhan bebek dengan harga yang ramah untuk para peternak.
Desa Paya terletak di Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Sebelumnya, pohon sagu hanya diparut, dijemur, kemudian dijual dengan kemasan karung besar. Karena harga olahan Paya tak memiliki nilai ekonomi yang tinggi, maka banyak pohon paya/sagu hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan pribadi, bahkan cenderung tidak termanfaatkan.
Nama inovasi | : | Payaku, pakan ternak dari pohon sagu |
Pengelola | : | Warga dan Pemerintah Desa |
Lokasi/alamat | : | Desa Paya, Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) |
Kontak | : | Masriansyah (Kepala Desa) |
Telepon | : | +62-821-5815-1249 |
Di sisin lain, penduduk Desa Paya yang mengembangkan peternakan unggas mengeluhkan harga pelet pakan ternak pabrikan yang lumayan tinggi. Hal itu menyebabkan peternak modal pas-pasan sulit mengembangkan usaha. Beban biaya produksi terus meningkat, sementara harga jual unggas tidak naik.
Lalu, pemerintah desa berinovasi mengembangkangkan produk pakan ternak berbahan baku paya (sagu). Selain memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah di desa, pembuatan pakan ternak bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Pohon sagu yang sudah berukuran besar dan cukup tua diparut dengan alat pemarut berukuran lebih besar. Selanjutnya, hasil parutan dijemur hingga benar-benar kering. Tak heran, saat melintasi desa ini, banyak terlihat hamparan jemuran parutan sagu yang berjejer di pinggir jalan.
Untuk meningkatkan nilai jual produk olahan paya atau sagu, produk dikemas sesuai kebutuhan konsumen dan pasar. Produk yang sudah dikemas selanjutnya dipasarkan di toko-toko. Para peternak unggas rumahan yang memiliki modal terbatas dapat membeli pakan dalam kemasan ukuran kecil.
Produk Payaku merupakan pakan teknak siap pakai dan dapat masa kadaluarsanya bisa satu tahun. Usaha pembuatan pakan ternak ini sangat menjanjikan karena belum berkembang di desa-desa lain.
Permasalahan dihadapi, proses pengeringan masih tergantung pada kondisi cuaca. Diharapkan, ke depan ada peralatan yang lebih modern agar menjamin produksi bisa berjalan sepanjang tahun.
Secara umum, masyarakat Desa Paya merasakan manfaat ekonomi dari keberadaan usaha ini. Dengan adanya Pakan Payaku ini, warga bisa memperoleh keuntungan lebih besar daripada menjualnya dengan sistem borong maupun menjual pohon sagu batangan saja.
Ketersediaan pakan ternak juga tidak lagi bergantung pada pakan luar yang kadang sulit didapat dan harga yang cenderung mahal.