Untuk memastikan berat badan anak gizi kurang yang telah ditangani tidak kembali turun di bawah garis merah (BGM), warga Desa Lanci Jaya bersama pelaku program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) berinisiatif membuat kontrak sehat dengan keluarga BGM yang telah dibantu. Hasilnya, berat badan sang anak kini tetap normal.
Desa Lanci Jaya, Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat terdiri dari 1.319 KK, di mana sebanyak 641 KK (hampir setengahnya) termasuk kategori penduduk miskin. Di desa ini terdapat sejumlah kasus gizi kurang dan balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM).
Pemantauan terhadap kasus-kasus tersebut sulit dilakukan karena umumnya warga tinggal di lahan-lahan pertanian. Angka partisipasi masyarakat ke Posyandu juga menurun karena mereka fokus pada pekerjaan di lahan pertanian.
Program GSC Desa Lanci Jaya menemukan seorang balita kurang gizi dari keluarga yang sangat miskin. Sang ibu tengah bersiap menjadi buruh migran di Jakarta, ayahnya jarang di rumah karena pekerjaannya sebagai buruh.
Mereka tinggal di rumah yang dihuni oleh 12 orang. Rumah ini tidak memiliki sarana sanitasi dan tidak memiliki cukup bahan makanan untuk kebutuhan gizi seluruh anggota keluarga.
Balita tersebut mendapat penanganan hingga berat badannya kembali normal, namun rentan untuk turun kembali. Untuk menjaga status gizi balita tersebut, Pemerintah Desa dan Program GSC membuat kontrak dengan keluarga BGM tersebut, di mana di dalamnya menyebutkan kesanggupan menjaga kondisi gizi sang balita dengan memprioritaskan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita tersebut.
Kontrak yang berlaku hingga balita tersebut berusia 5 tahun memastikan terjadinya konsumsi makanan yang seimbang dan bersumber dari bahan makanan sekitar rumah, penjagaan terhadap kebersihan lingkungan rumah, peningkatan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan gizi anak.
Zainal Abidin, Tim Inovasi Kabupaten Dompu, Telepon 081339790377