Ketabo dongan tu Sidimpuan an, Musim ni salak saonnari disi dongan, Tonggi-tonggi sapot tai tabo.

Lirik di atas merupakan penggalan lagu yang terkenal dari daerah tapanuli, tepatnya Tapanuli Selatan. Tapanuli berasal dari kata ‘tapian’ dan ‘nauli’. ‘Tapian’ artinya air dan ‘nauli’ artinya yang elok, indah, dan cantik.

Tapanuli adalah wilayah yang berada di sekitar Danau Toba, memiliki banyak mata air, sungai, laut, dan danau. Di Provinsi Sumatera Utara, terdapat tiga Tapanuli yakni, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan.

Desa Huraba, salah satu desa yang terletak di daerah Tapanuli Selatan, tepatnya di Kecamatan Marancar, Provinsi Sumatera Utara. Nama Desa Huraba berasal dari kata manguraba, yang artinya berpindah pindah.

Berdasarkan cerita penduduk setempat pada mulanya penduduk Desa Huraba sering berpindah-pindah tempat sebelum akhirnya sekitar tahun 1920 para penduduk mulai menetap di daerah yang dikenal sebagai Desa Huraba sekarang ini.

Desa Huraba terdiri dari tiga kampung, yaitu Kampung Huraba, Kampung Huta Padang, dan Kampung Pangarongan. Dengan luas desa kurang lebih 327 Ha, jumlah penduduk desa huraba sebanyak 1.180 jiwa, 585 orang laki-laki dan 598 orang perempuan, dan terdiri dari 242 kepala keluarga.

Berada di ketinggian 500 mdpl, wilayah Desa Huraba merupakan perbukitan dengan kemiringan tanah 30 derajat. Mayoritas penduduk Desa Huraba merupakan petani dengan produk mayoritas padi, salak, durian, karet, dan coklat.

Tapanuli Selatan memang terkenal sebagai salah satu daerah penghasil salak terbesar di Indonesia, seperti bunyi lirik yang ada di lagu daerah yang berjudul Ketabo, menggambarkan bahwa komoditi salak merupakan komoditi unggulan dari daerah ini.

Untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat, banyak upaya-upaya yang telah dilakukan melalui pemanfaatan Dana Desa. Pada 2017, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Huraba adalah dan Belanja Desa Huraba adalah sebesar 931 juta.

Sebagian besar pendapatan desa berasal dari Dana Desa dan digunakan untuk mendanai pembagunan desa, pemberdayaan serta pembinaan masyarakat, dan penyelenggaraan pemerintahan.

Dari total alokasi Dana Desa sebesar 756 juta, sampai dengan September 2017 Desa Huraba sudah menerima penyaluran Dana Desa tahap I (60% dari total alokasi dana desa) sejumlah 453 juta dan sudah merealisasikan seluruh dana desa yang disalurkan tersebut.

Termasuk dalam kegiatan pembangunan desa, pembangunan jalan rabat beton dengan lebar 2 meter dan panjang 280 meter yang melintasi areal persawahan dan perkebunan warga ini telah selesai dilaksanakan dan sudah dimanfaatkan oleh warga Desa Huraba khususnya para petani untuk memperlancar akses ke sawah dan kebun.

Dengan adanya jalan rabat beton ini, para petani yang tadinya harus bersusah payah untuk mengangkat hasil panen, bahkan harus menyewa jasa tukang panggul, kini dapat membawa hasil panen nya dengan menggunakan kendaraan bermotor dari sawah atau kebun ke pasar ataupun ke lumbung dan tempat pemrosesan hasil panen karena jalan rabat beton ini. Selain lebih murah, juga mempersingkat waktu tempuh yang dibutuhkan.

Selain pembangunan jalan rabat beton, di Desa Huraba juga dibangun fasilitas Mandi dan Cuci untuk dipergunakan oleh masyarakat yang didanai oleh dana desa. Pembangunan fasilitas Mandi Cuci sejumlah 2 unit dengan luas 4 x 4,5 meter ini bertujuan untuk menyediakan air bersih bagi warga di beberapa lokasi di Desa Huraba yang selama ini masih kesulitan dalam mendapatkan akses mandi dan cuci yang layak dan kesulitan air.

Topografi Desa Huraba yang berada di wilayah perbukitan dengan tingkat kemiringan cukup tinggi. Adapun sumber air yang digunakan untuk fasilitas mandi dan cuci ini adalah dengan mengalirkan mata air dari bukit sekitar menggunakan pipa.

Dana desa di Desa Huraba juga dimanfaatkan untuk kegiatan pemberdayaan dan pembinaan masyarakat. Pada bidang pemberdayaan masyarakat, kegiatan yang dilakukan pada tahap I penyaluran dana desa ini adalah dengan mengadakan pelatihan tata boga bagi kaum wanita di Desa Huraba.

Pelatihan tata boga dilaksanakan seiring dengan program kreatif yang dicanangkan di Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu one village one product di mana untuk menjadi desa yang mandiri, setiap desa berupaya untuk memunculkan inovasi dan kreatifitas dari masyarakatnya dengan mengelola sumber daya alam yang ada sehingga dapat menghasilkan suatu produk yang khas dan bernilai ekonomis guna membantu perkonomian warga dan desa di masa yang akan datang.

Program one village one product di Desa Huraba pada saat ini difokuskan untuk menghasilkan panganan atau kue kue yang diolah dari hasil pertanian yang ada di desa, misalnya ketela/ubi rambat dan salak.

Sementara itu, untuk kegiatan pembinaan masyarakat organisasi PKK Desa Huraba mengadakan kegiatan penyuluhan dan pembinaan dalam bercocok tanam dengan cara pengadaan bibit jahe varietas unggul untuk dibudidayakan oleh warga Desa Huraba sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi hasil pertanian.

Untuk penyaluran Dana Desa tahap kedua, kegiatan yang telah direncanakan oleh Desa Huraba di antaranya adalah penyelesaian pembangunan jalan rabat beton dengan lebar 2 meter sepanjang 488 meter, pelatihan Badan Usaha Milik Desa, dan pelatihan pertanian dan teknologi tepat guna, khususnya untuk program pencanangan pertanian organik.

Para penduduk sangat merasakan dampak positif dari adanya kegiatan-kegiatan yang didanai dengan dana desa. Masyarakat Desa Huraba juga menjadi sangat antusias untuk bermusyawarah memikirkan inovasi dan kreativitas-kreativitas untuk menyusun program-program yang dapat menggerakkan semangat untuk membangun Desa Huraba menjadi desa yang mandiri, sejalan dengan nawacita yang dicanangkan pemerintah, yaitu “Membangun dari Desa”.

Slogan “Membangun dari Desa” tentunya menjadi nyata di dalam kisah Desa Huraba memanfaatkan Dana Desanya. Pembangunan yang berfokus pada peningkatan perekonomian desa sangat ditunggu-tunggu oleh semua anggota masyarakat.

Dengan berbagai inovasi dan kreativitasnya, masyarakat Desa Huraba bersama-sama mewujudkan Desa Huraba yang mandiri dan desa contoh sukses dalam membangun bersama Dana Desa.