Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bakti Desa Gambah Dalam Barat mengembangkan bisnis produk-produk pertanian organik. BUMDes bekerjasama dengan Kelompok Tani Budi Bakti yang sebelumnya mendapatkan bantuan penangkaran benih Inpari. Berkat inovasi dan kerjasama itu, modal usaha penangkaran benih dan pertanian dapat didukung oleh Dana Desa (DD).
Desa Gambah Dalam Barat terletak di Kecamatan Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Pada tahun 2016, Kelompok Tani Budi Bakti memperoleh bantuan dari Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian berupa gudang dan kegiatan penangkaran benih. Awalnya, bantuan diberikan berupa benih jenis INPARI (Inbrida Padi Irigasi). Varietas padi inbrida sangat cocok ditanam di lahan sawah.
Nama inovasi | : | Pengembangan Pertanian Organik |
Pengelola | : | Badan Usaha Milik Desa Gambah Dalam |
Alamat | : | Desa Gambah Dalam Barat, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) |
Kontak | : | Budi Sucipto (Ketua BUMDes Bakti) |
Telepon | : | +62-812-5105-831 |
Inbrida mempunyai arti varietas yang dikembangkan dari satu tanaman melalui penyerbukan sendiri sehingga memliki tingkat kemurnian atau homozigositas yang tinggi. Berasnya relatif pulen sehingga sangat disukai konsumen.
Usaha ini memerlukan modal yang lumayan besar sehingga perlu ada penyertaan modal dari Dana Desa. BUMDes Bakti berinisiatif membangun pola kemitraan usaha dengan kelompok tani. Ketika dibawa pada forum musyawarah desa, usulan ini mendapat sambutan hangat dari warga.
Atas persetujuan Musyawarah Desa, Pemerintah Desa mengalokasikan penyertaan modal sebesar Rp 95 juta dari Dana Desa 2017 untuk mendukung pengembangan unit usaha pertanian BUMDes Bakti yang memanfaatkan benih unggul hasil penangkaran kelompok tani setempat.
Modal dari Dana Desa ini digunakan oleh BUMDes Bakti untuk membeli benih dari kelompok penangkar serta membiayai kebutuhan petani berupa pupuk, pupuk organik, dan biaya untuk menggarap serta mengolah lahan.
BUMDes Bakti membeli hasil panen dari petani seharga Rp 4.500,- perkilogram gabah kering giling (GKG). Rata-rata hasil hasil panen 4-5 ton perhektar. Satu tahun, panen sebanyak dua kali. Jadi, usaha tani ini membuat petani memperoleh penghasilan sekitar Rp 10 juta perhektar pertahun.
Setelah digiling, diolah dan dikemas, BUMDes Bakti bisa menjual dalam bentuk beras seharga Rp 7.500 per kilogram. Permintaan pasar lokal banyak menyukai Inpari Mukibat yang berasnya lebih pera.
Selanjutnya, BUMDes Bakti mengembangkan pola budidaya PATIK yang merupakan akronim dari Padi-Itik. Usaha ternak itik sengaja dikembangkan dalam rangka mengatasi problema hama keong yang mengganggu tanaman padi. Itik merupakan predator alami bagi keong mas.
Hal ini merupakan salah satu wujud penerapan pola pertanian organik yang ramah lingkungan. Dampak positif dari pemeliharaan itik di lahan sawah ini, selain akan menghasilkan daging itik dengan biaya yang relative murah, juga membuat produksi padi yang optimal. Saat ini, itik yang dipelihara sekitar 90 ekor.
Saat ini, sawah yang berada dalam areal kemitraan patani dan BUMDes Bakti masih sekitar 35 hektar. Aplikasi pertanian organik ditunjukkan juga dengan penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) yang dibuat sendiri dengan menggunakan bakteri dan media yang ada di sekitar lokasi.
Sapi sengaja yang dipelihara, bukan sekedar untuk diambil daging dan anakannya, namun menjadi sumber mikroorganisme dalam pembuatan POC tersebut. Sementara ini, kontribusi pada Pendapatan Asli Desa (PADes) dari usaha yang dikembangkan BUMDes masih sekitar Rp 9 juta.
Berkaitan permintaan beras sehat yang semakin meningkat, BUMDes Bakti sangat mengharapkan dukungan agar dapat mengembangkan kemitraan ini pada skala yang lebih luas. Potensi lahan seluas 500 hektar masih tersedia di desa-desa lain yang berbatasan dengan Desa Gambah Dalam Barat, khususnya yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Kandangan.
Selain peningkatan skala usaha pertanian padi, Desa Gambah Dalam Barat juga memiliki potensi dalam pengembangan komoditi hortikultura seperti papaya dan pisang, perikanan air tawar dan agro-wisata dalam mendukung perekonomian desa dan kawasan perdesaan.*****