Pemerintah Desa Parungkuda, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi mendorong pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengelolaan sampah rumah tangga. Mereka merekomendasikan tungku gasifikasi sebagai pilihan teknologi pilihan. Tungku gasifikasi dirancang secara khusus untuk mengolah sampah rumah tangga menjadi energi terbarukan.
Pemerintah Desa Parungkuda memandang pengelolaan sampah dan upaya untuk menekan angka pencemaran lingkungan perlu dilakukan. Melalui musyawarah dusun, Pemerintah Desa Parungkuda meyakinkan unsur-unsur masyarakat di setiap dusun dan ke-RW-an untuk mencari solusi yang tepat untuk pengelolaan sampah, termasuk memperkenalkan tungku gasifikasi.
Nama Inovasi | Tungku Gasifikasi untuk Pengolahan Sampah Keluarga |
Pengelola | Pemerintah Desa Parungkuda |
Alamat | Desa Parungkuda, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat |
Kontak Person | H Unus Muhadi |
Telepon | +6285624652779 |
Website | http://parungkuda.desa.id |
Tungku gasifikasi mengubah limbah biomassa menjadi energi alternatif yang berfungsi sebagai bahan bakar. Kualitas bahan bakar ini lebih baik dibanding pembakaran memakai tungku tradisional maupun kompor minyak tanah.
Energi biomassa berasal dari bahan sampah atau limbah organik yang belum lama mati, seperti kertas koran, serpihan kayu, serbuk gergaji, cabang ranting pohon, sisa bambu, bonggol jagung, limbah pertanian dan lain-lain.
Teknologi tungku gasifikasi dirancang dengan memanfaatkan panas yang maksimal dari limbah biomassa sehingga efektif dalam proses pencapaian titik didih. Karena asap yang merupakan sumber energi biomassa tidak terbuang dan sekaligus mengurangi keluarnya CO2 yang juga sebagai salah satu sumber polusi udara.
Tungku gasifikasi juga dapat digunakan untuk keperluan memasak. Adapun cara pengunaanya yaitu dengan memasukan limbah biomassa kedalam tabung pembakaran kira-kira 1/3 bagian dari volume tabung. Kemudian diberi methanol secukupnya dan dipantik dengan api. Api akan menyala dengan intensitas penuh.
Selain pemanfaatan tungku gasifikasi, masyarakat Desa Parungkuda mengkampanyekan pembuatan lubang biopori di setiap RW untuk resapan air waktu hujan.