Kabupaten lamongan memiliki banyak jenis makanan khas yang terkenal. Hampir seluruh masyarakat Jawa Timur, bahkan hampir di seluruh kabupaten maupun kota–kota besar yang ada di Indonesia, sudah banyak berdiri rumah makan atau depot kuliner khas Kota Lamongan. Ada Soto Lamongan, tahu campur Lamongan, dan nasi boran Lamongan.

Koleksi kuliner khas Lamongan kini bertambah dengan hadirnya telur asap. Telur asap dikembangkan oleh ibu-ibu PKK, Desa Bambang, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan.

Nama InovasiTelur Asap dalam Kemasan, Produk Unggulan Desa Bambang, Kecamatan Turi, Lamongan
PengelolaPemerintah Desa Bambang
AlamatDesa Bambang, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur
Penanggung jawabBakri (Kepala Desa)
Kontak+62-857-0655-5015

Seperti halnya desa-desa lainnya di Kecamatan Turi, sebagian besar masyarakat Desa Bambang bermatapencaharian sebagai petani tambak. Mereka melakukan budidaya ikan di musim penghujan dan melakukan rotasi menanam semangka, melon, dan belewah di musim kemarau.

Untuk menambah penghasilan keluarga, para perempuan Desa Bambang memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya untuk berternak itik. Jenis itik yang dibudidayakan adalah itik petelur.

Seiring perjalanan waktu telur yang dihasilkan semakin hari semakin banyak. Lalu, istri kepala desa sebagai ketua PKK dan sejumlah anggota PKK merintis pengolahan telur itik hasil ternak mereka. Awalnya, mereka mengolah telur-telur itik secara tradisional, seperti halnya masyarakat kebanyakan, sebatas diasinkan kemudian direbus, dan dijual dengan cara dititipkan di warung-warung dan toko yang ada di desa.

Usaha tersebut tak banyak membawa perkembangan berarti. Mereka mulai berinovasi untuk mengubah cara pengolahan telur, yaitu dengan teknik diasapi. Telur asap ternya memiliki banyak kelebihan dibanding telur asin biasa (dengan cara direbus) rasanya lebih gurih, lebih lezat, lebih terasa asinnya, lebih tahan lama, dan lebih kenyal teksturnya, karena kandungan airnya sedikit.

Pemasaran telur asap kini sudah tidak lagi sebatas di Desa Bambang dan sekitarnya saja, tetapi sudah meluas ke desa-desa se-Kabupaten Lamongan. Demikian juga jumlah produksi telur asap juga mengalami peningkatan yang semula hanya 1.000–2.000 butir perminggu, sekarang menjadi 4.000–5.000 butir perminggu.

Agus Wahid Suyoto, Tenaga Ahli Pengembangan Ekonomi Desa Kabupaten Lamongan