Sungai Danau merupakan salah satu desa di Kecamatan Satu Kabupaten Tanah Bumbu. Desa ini dipimpin oleh Haji Syahbani sebagai Pambakal atau Kepala Desa. Usianya relative masih muda, sekitar 30-an tahun, tergolong generasi millennial. Tidak mengherankan bila Haji Syahbani sangat memahami gaya hidup anak-anak muda zaman now yang suka berkreasi dan berinovasi, termasuk dalam seni.

Nama inovasi:Pemanfaatan halaman Kantor Desa untuk Kafe
Pengelola:BUMDes Desa Sungai Danau
Lokasi/alamat:Desa Sungai Danau Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel )
Contact person:H Syahbani,SE (Kepala Desa)
Telepon/HP/email:+62 811 513 885

Pada awal 2018 ini, dia mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang telah dibentuk di desa ini untuk mengembangkan usaha kuliner.  Para pengurus BUMDes diminta memanfaatkan halaman kantor desa untuk membangun kafe. Hal ini akan lebih memberikan nilai tambah daripada sekedar usaha sewa tenda atau bisnis eceran konvensional. Apalagi didukung posisinya yang sangat strategis untuk dijadikan rest area dalam perjalanan antara Banjarmasin dan Batulicin.

Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat hanya berlangsung pada siang hari. Malam hari setelah magrib, halaman Kantor Desa disulap Sudan Kafe. Gerai makanan dan minuman tertata apik, lengkap dengan meja dan kursi untuk duduk bersantai.

Pesona Mediterania dan kecantikan yang tergambar dalam kisah 1000 satu malam melatarbelakangi pengambilan nama Sudan sebagai branding kafe ini. Bahasa Korea juga mengenal kata “Sudan” yang artinya “Jalan”. Sangat pas dengan karakter kafe ini yang berada tepat di pinggir jalan salah satu ruas trans Kalimantan. Dan dipenuhi dengan generasi yang menyukai banyak hal berbau Korea.

Kecenderungan ini perlahan-lahan akan didorong berubah. Selain menghidangkan makanan dan minuman ringan kekinian, milkshake, spachetti dan mie ramen, disediakan ada juga hidangan beberapa jenis minuman dan cemilan khas nusantara. Para pengunjung juga dihibur dengan sajian live music, dari yang Barat dan Korea hingga yang lokal. Kadang juga ada stand-up comedy. Bisa juga sambil karaoke-an, menikmati sensasi kehidupan malam dari sebuah desa.

Mereka yang workaholic, bisa begadang sambil kerja di sini. Fasilitas wifi sudah tersedia juga untuk mengakses. Mereka akan dilayani pramusaji yang ramah, smart dan menawan. BUMDes bermitra dengan beberapa chef local yang memasok makanan dan minuman. Dari setiap transaksi, ada fee yang diterima BUMDes. Kisarannya antara sepuluh hingga iima belas persen dari nilai penjualan.

Menurut Arif Budiman, Tenaga Ahli Pengelolaan Sistem Informasi P3MD Kalimantan Selatan yang berkunjung ke sana beberapa waktu yang lalu, tampaknya ada keinginan dari pengelolanya mengembangkan ini sekaligus sebagai Rumah Belajar Masyarakat. Tempat nongkrong dan wisata kuliner, ngopi dan ngeteh sambil ngobrol santai membahas berbagai problema desa dan problema bangsa.****