Desa Benteng Alla Utara menyimpan sejuta pesona dan keunggulan. Desa Benteng Alla Utara terletak Kecamatan Baroko, Kabupaten Enrekang. Mereka mampu mengolah sejumlah potensi sumberdaya desa menjadi produk unggulan desa. Setiap tahun, desa ini mampu mengekspor puluhan ton kopi ke Australia.
Benteng Alla Utara memiliki 576 KK dengan jumlah penduduk 2.265 jiwa, yang terdiri dari perempuan 1.122 jiwa dan laki-laki 1.143 jiwa. Mayoritas penduduk desa berprofesi sebagai petani hortikultura, seperti kol, bawang, tomat, wortel, dan kopi. Untuk urusan kopi, Desa Benteng Alla Utara punya reputasi internasional.
Sejak 2010, Mountain Top Coffee (MTC), perusahaan penyangrai dan pengimpor kopi di Australia, rutin mengimpor kopi dari desa ini.
Nama Inovasi | Sentralisasi Produksi Kopi Arabika spesial |
Pengelola | Koperasi Tani Benteng Alla Utara (KTBAU) |
Alamat | Desa Benteng Alla Utara, Kecamatan Baroko, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan |
Kontak | Ir Patola (Ketua KTBAU dan Kepala Desa) |
Telepon | +62-813-5513-2818 |
Para petani kopi di Benteng Alla Utara tergabung dalam Koperasi Tani Benteng Alla Utara (KTBAU). KTBAU melatih petani untuk menghasikan kopi yang baik dan mempersiapkan prasyarat sentralisasi produksi. Melalui sentralisasi produksi, KTBAU mampu menghasilkan kopi dengan kualitas spesial dalam jumlah cukup banyak.
Setiap tahun ekspor kopi terus meningkat, mulai dari kurang dari 1 ton (2010), 2.5 ton kopi (2011), dan puluhan ton di penghujung 2017.
Pengembangan kualitas kopi ke arah spesial memang cukup kompleks. Selain telaten, petani harus mencadangkan waktu dan biaya tambahan. Berkat kerja keras para penyuluh yang dilakukan oleh KTBAU sudah ada 30 petani yang terlibat dalam mewujudkan kopi spesial.
Selain itu, proses menuju kopi spesial mensyaratkan memetik buah kopi yang merah, sekurang-kurangnya 95% buah kopi harus merah. Untuk itu proses pemetikan harus dilakukan berkali-kali, mengingat dalam satu pohon kopi tidak semuanya merah secara bersamaan.
Setelah pemetikan, buah kopi masuk proses rambang untuk memilah mana kopi yang mengapung dan mana yang tenggelam. Setelah perambangan, kopi yang terpilih harus sesegera mungkin dikupas kulit buahnya (pulping).
Setelah pulping, petani harus melakukan proses perambangan kedua untuk melacak ulang mana kopi yang tenggelam dan mana yang tidak. Kopi yang terpilih selanjutnya masuk proses fermentasi sekitar 16 sampai 24 jam. Usai fermentasi, kopi dicuci dan selanjutnya dilakukan penjemuran.
Penjemuran pun tidak boleh dekat dengan tanah atau lantai jemur sehingga dibutuhkan meja penjemur atau para-para. Pengadaan para-para membutuhkan biaya tidak sedikit. Setelah dijemur, petani melakukan pengelupasan kulit tanduk. Setelah itu, dijemur kembali sampai kopi menyentuh kadar air 11 sampai 13%.
Itu belum selesai. Buah kopi yang sudah menjadi kopi beras (green beans) itu harus disortasi lagi akan cacat fisik yang terlewatkan dan memilah berdasarkan ukuran (grading). Setelah itu, petani melalui KTBAU mengirim contoh kopi untuk uji cup (cup test) oleh perusahaan rekanan pengimpor di Indonesia. Melalui cup test, kualitas kopi bisa dikuantifikasikan.
Jika cup test menunjukkan hasil seperti yang diinginkan oleh pembeli, dalam hal ini MTC, maka eksportir akan memproses langkah selanjutnya sebelum dikirim ke MTC. Proses semacam ini membutuhkan rantai nilai yang kukuh antara pembeli dan produsen serta penengah sebagai pemverifikasi kerja.
Selain kopi, Desa Benteng Alla Utara juga terdapat objek wisata Batu Sitodon dan Benteng Alla yang menjadi saksi sejarah perjuangan masyarakat Enrekang dari penjajahan Belanda.