Kecamatan Sidareja dikenal sebagai daerah rawan banjir. Ada celotehan yang muncul di publik, salah satu desa di Kecamatan Sidareja yang sering dilanda banjir setiap tahun itu justru gunung. Betul, gunung di sini bukan berarti dataran tinggi, melainkan nama desa itu yang menggunakan kata gunung, yaitu Gunungreja. Uniknya, wilayah Desa Gunungreja ternyata berupa dataran rendah.
Sebagai daerah dataran rendah, sebagian besar wilayah Desa Gunungreja berupan hamparan sawah dan rawa. Entah, apa yang terbersit dari para leluhur desa ini hingga menamai daerah ini sebagai Gunungreja. Secara etimologi, Gunungreja berarti gunung kesejahteraan dan kebahagiaan. Mungkin, nenek moyang daerah itu berharap warga yang tinggal akan mendapat anugrah kesejahteraan setinggi gunung.
Fakta hari ini, masyarakat Desa Gunungreja menikmati nikmat dan penghasilan berlebih dari hamparan sawah yang luas dan produktif. Tingkat kesejahteraan para perangkat Desa Gunungreja juga ikut baik karena mendapatkan tanah bengkok (tanah ulayat) yang cukup luas.
Nama Inovasi | Budidaya Ikan Tawar Model Keramba |
Pengelola | Pemerintah Desa Gunungreja |
Alamat | Desa Gunungreja, Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah |
Kontak | Lasiman (Kepala Desa Gunungreja) |
Telepon | +62-813-2717-4076 |
Salah satu penyebab banjir di Desa Gunungreja adalah penangkalan Sungai Kalidawa yang melintasi desa itu. Wilayah desa yang dilintasi sungai sepanjang 3 km dengan lebar 10. Potensi sungai itu belum teroptimalkan dengan baik, bahkan masyarakat justru acapkali membuang sampah di sepanjang Sungai Kalidawa. Karena tanpa perawatan, seluruh aliran sungai ditumbuhi beragam tumbuhan yang menghambat aliran air saat musim penghujan. Akibatnya, air sungai meluap hingga area persawahan dan permukiman warga Desa Gunungreja. Dari sinilah sebab-musabab terjadinya banjir tahunan di Desa Gunungreja.
Pada 2017, Pemerintah Desa Gunungreja dan pendamping desa sering mendiskusikan strategi untuk memanfaatkan sungai, termasuk mendidik warga untuk tidak membuang sampah di aliran sungai. Lalu lahirlah Forum Masyarakat Siap Rawat Sungai (FORMASIRANGAI) Sungai Kalidawa. Forum ini diikuti oleh beragam elemen masyarakat Desa Gunungreja, seperti pemerintah desa, petani, utusan permukiman, pemerharti sungai, dan pendamping desa.
Setelah berdiskusi panjang tentang strategi mengembangkan potensi sungai, muncullah inovasi desa yaitu program kegiatan pembangunan berupa keramba ikan. Keramba ikan dirasa cocok karena air Sungai Kalidawa tidak pernah kering sepanjang tahun. Keramba ikan menjadi media budidaya ikan air tawar yang akan mengingkatkan perekonomian warga.
Keramba ikan juga dapat menjadi alasan kuat bagi Pemerintah Desa Gunungreja untuk merevitalisasi potensi Sungai Kalidawa secara produktif dan lestari. Ke depan, warga akan tidak membuang sampah di sungai karena akan mengganggu dan mencemari budidaya ikan yang mereka kembangkan.
Strategi ini seperti pepatah, satu kali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sejumlah masalah akan terus teratasi setelah model budidaya inovasi ikan model keramba dilakukan, seperti sungai akan terawat, ekosistem sungai terjaga, warga tak lagi membuang sampah di sungai, ekonomi warga meningkat, bahkan area budidaya ikan model keramba sepanjang 3 Km dapat menjadi destinasi wisata edukasi sungai. Warga dan wisatawan dapat menghilangkan rasa penat dengan pemandangaan keramba, pepohonan yang rindang, dan hamparan persawahan yang sangat luas.
Pemerintah Desa Gunungreja telah mengalokasikan Dana Desa untuk mewujudkannya melalui Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (RKPDes) tahun 2017. Pembiayaan budidaya ikan model keramba akan menjadi jenis kegiatan yang dibiayai lebih dari satu tahu (multiyear) supaya impian sungai yang lestari, bersih, dan produktif dapat terwujud. Lokasi budidaya ikan juga tidak jauh dari kantor Desa Gunungreja dan akses jalan sudah bagus.
Narto, Pendamping Desa Sidareja