Desa Sompang Kolang, Kecamatan Kuwus Barat, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur punya cara sendiri dalam memanfaatkan Desa. Melalui BUMDes yang diberi nama Kolarek, Pemerintah Desa setempat langsung tancap gas dengan memproduksi gula merah dalam kemasan yang diberi nama Gola Kolang.

Nama BUMDES sendiri merupakan akronim dari nama kampung di desa tersebut yaitu Kolang, Lawi, dan Redek atau disingkat Kolarek. BUMDes Kolarek yang berdiri pada 2017 itu, memilih mengembangkan “Gola Kolang” karena menghasilkan gula merah merupakan mata pencaharian turun-temurun dari leluhur mereka.

Nama InovasiGola Kolang dalam Kemasan
InovatorBUMDes Kolarek
AlamatDesa Sompang Kolang, Kecamatan Kuwus Barat, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur
Kontak PersonWiliandy Say (Ketua BUMDes Kolarek)
Telepon

Banyak warga Desa Sompang Kolang sukses karena mengelola produk gola kolang. Atas dasar itu, pengurus BUMDes Kolarek sepakat memilih dan memperkenalkan gola kolang dengan bentuk kemasan. Selain itu, produk warisan leluhur itu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal, regional, maupun nasional.

Semua proses produksi Gola Kolang dilakukan dengan cara sederhana seperti yang dilakukan warga. Hal baru yang mereka lakukan adalah mengemas gula dalam bentuk kemasan dengan menyematkan merek di luar kemasan produk tersebut.

Selanjutnya, BUMDes memasarkan hasil produksi mereka di beberapa hotel di Labuan Bajo, Ibukota Kabupaten Manggarai Barat. Mereka bekerjasama dengan LSM YAKINESS. Memilih Labuan Bajo bukan tanpa alasan, kebutuhan gula merah dalam kemasan pada Hotel di Labuan Bajo cukup tinggi. Setiap hotel pasti membutuhkan brown sugar dalam kemasan untuk pemanis.

Sukses bidang pemasaran membuat BUMDes Kolarek harus menjaga konsistensi produksi. Selanjutnya muncul tantangan baru yaitu ketersediaan bahan baku. Air nira dari pohon aren di Desa Sompang Kolang juga menjadi bahan baku Sopi, semacam minuman keras.

Para pengelola BUMDes Koralek kadang mengalami kehabisan stok air nira. Warga desa banyak yang memilih memproduksi tuak atau sopi karena dianggap lebih cepat mendatangkan uang.

Selain soal bahan baku, proses pemasaran mereka juga mengalami tantangan. Tantangan dalam pemasaran tersebut datang dari konsumen yang mempertanyakan label dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam kemasan produk.

Mereka berharap Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dapat membantu mereka mendapatkan sertifikasi produk sehingga memudahkan pemasaran produk.

Pendekatan inovasi dan kreativitas yang dilakukan di desa terbukti membawa dampak positif bagi perbaikan tata kelola desa. Hal itu menjadi wujud dari Gerakan Desa Membangun untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.