Desa Sekolaq Joleq adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Luas wilayahnya hanya 54,89 Km2 dengan jumlah penduduk sekitar 1.700 jiwa atau 391 Kepala Keluarga.
Sebelumnya, Sekolaq Joleq disebut Desa Penyuli. Kata “Penyuli” diambil dari nama sungai yang disebut yang berseberangan dengan Lamin (rumah) Joleq. Saat itu, pemangku adat dipegang seorang perempuan yang bernama Angin dengan gelar Men Nuyang Papatan Puti yang berarti berarti kayu/papan pohon banggris untuk mengangkat sang pemimpin.
Hampir seluruh warga Desa berkebun karet. Namun karena infrastruktur yang tidak memadai, hasil karet tidak memberikan banyak keuntungan untuk warga desa. Bahkan sebagian justru tersedot untuk biaya transportasi yang cukup besar. Ditambah lagi perjalanan yang memakan waktu cukup lama, hingga akses jalan sulit karena melewati kebun-kebun warga. Sempurnalah kesulitannya.
Setali tiga uang, akses jalan area pertanian juga sama memprihatinkan. Rusaknya jalan menuju ladang membuat hasil pertanian sulit untuk diangkut keluar daerah. Semakin sempurna jika hujan turun, jalan bertambah licin, banyak lubang dan genangan di mana-mana. Itulah kondisi yang dihadapi warga Sekolaq Joleq nyaris setiap harinya.
Dengan total APBDes sebesar 1,13 Miliar yang terdiri dari Dana Desa sebesar 787 juta dan Alokasi dana Desa sebesar 231 juta, Desa Sekolaq Joleq berharap dapat mengejar ketertinggalannya dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya.
Seiring mengalirnya Dana Desa pada tahun 2017 ini, Desa Sekolaq Joleq lebih memfokuskan penggunaan pada kegiatan pembangunan jalan-jalan di area perkebunan dan pertanian.
Sebagian besar orang Dayak, memilih profesi sebagai bakabun gatah (Berkebun karet) atau bahuma (bertani). Aktivitas ini tentu perlu didukung dengan infrastruktur yang memadai. Tujuannya agar hasil kebun dan pertanian dapat diangkut keluar desa dengan mudah.
Oleh karena itu, sesuai Rencana Kerja Desa Sekolaq Joleq, penggunaan Dana Desa tahun 2017 dialirkan untuk pembangunan jalan di area perkebunan dan pertanian warga. Menghabiskan biaya Rp 206 juta lebih, kini terhampar jalan sepanjang 6 km dengan lebar 6 m.
Meskipun masih sebatas perluasan jalan dan pengerasan tanah, namun kondisi ini sudah sangat mendukung warga dalam menjual hasil buminya. Mengingat selama ini yang tersedia hanya jalan setapak alakadarnya.
Kini, jalan-jalan telah membelah area perkebunan warga. Hasil karet, sawit maupun hasil perkebunan lainnya, dapat dengan mudah dijangkau dengan alat transportasi. Inilah manfaat dana desa yang digulirkan oleh pemerintah untuk menyejahterakan warganya.
Selain jalan kebun, Dana Desa juga disalurkan untuk kegiatan Semenisasi Jalan Tani yang berjarak 4 KM dari lokasi pembangunan jalan di area perkebunan. Semenisasi jalan ini sangat penting karena menjadi akses utama para petani untuk mengangkut hasil taninya. Proyek ini menghabiskan biaya Rp118 juta untuk jalan sepanjang 150 m dengan lebar 3 m.
Dengan adanya semenisasi ini, kendala jalan licin dan berlumpur yang selama ini dihadapi petani dalam mengangkut hasil pertaniannya, dapat diatasi secara bertahap.
Di samping untuk pembangunan infrastruktur, Dana Desa digunakan juga untuk mendukung fasilitas kesehatan dan pendidikan warga, dana desa juga disalurkan untuk Pembangunan Gedung Posyandu, Pengadaan Sarana dan Prasarana Olahraga, Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pembinaan Posyandu Desa/ Puskesdes.
Untuk menghimpun Pendapatan Asli Desa, dilakukan Penyertaan Modal untuk Badan Usaha Milik Desa yang bergerak pada pengembangan bisnis sarang walet, kebun karet, penyewaan gedung serbaguna hingga air minum isi ulang. Itulah tujuan yang ingin pemerintah dorong dengan menggulirkan dana desa. Masyarakat terbantu, ekonomi bertumbuh, desa memiliki pendapatan sendiri yang dikelolanya.
Bakabun gantah bukan hanya tentang aktivitas ekonomi, tapi juga kegiatan adat yang telah dilakukan sejak masa silam. Sehingga, mensinergikan kebiasaan adat dengan program dana desa, merupakan cara jitu aparat desa melibatkan warganya. Merumuskan program yang sesuai dengan corak dan warna desa menjadi kunci keberhasilan Desa Sekolaq Joleq dalam mengelola Dana Desa.
Pemanfaatan Dana Desa dalam pembangunan jalan yang dapat mempermudah akses mobilitas hasil karet kiranya sangat tepat membantu masyarakat memasarkan hasil kebunnya.