Desa Kiarasari merupakan salah satu desa di Kabupaten Bogor yang dianugerahi Tuhan Yang Maha Pencipta berupa keindahan alam, melimpahnya air dari beberapa mata air dan sungai serta kesuburan tanah.

Desa berhawa sejuk yang berada pada ketinggian 600-900 meter dpl di lereng Gunung Halimun Kabupaten Bogor tersebut pemandangannya benar-benar menyejukkan mata.

Hamparan sawah rapi berundak yang menghijau, gemericik air jernih di antara pematang sawah dengan latar belakang Gunung Halimun yang cantik membuat hati terasa damai seraya memuji keagungan-Nya.

Masyarakat Desa Kiarasari memahami bahwa karunia Tuhan tersebut tidak hanya sekedar untuk dinikmati saja, tetapi juga harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan penduduk.

Masyarakat melakukan berbagai inovasi untuk memanfaatkan sumber daya alam yang dimilikinya sehingga memberikan manfaat ekonomi. Keberhasilan Desa Kiarasari tentu tidak diraih dengan mudah tanpa bantuan pihak lain.

Sinergi masyarakat dan aparat desa, termasuk sumber daya yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat turut menunjang kesuksesan desa tersebut.

Pada awal pembentukannya Desa Kiarasari merupakan desa pemekaran dari Desa Kiarapandak pada tahun 1979 s.d 1982 dengan status Desa Tertinggal. Berkat perjuangan aparat desa serta didukung seluruh masyarakat desa dan sumber daya alam yang tersedia serta bantuan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun Pemerintah Kabupaten Bogor, kini dibawah Nurodin, Desa Kiarasari telah menjadi desa yang berkembang pesat.

Desa Kiarasari berada di wilayah Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor, berjarak 3 jam perjalanan dari Ibukota Kabupaten Bogor. Desa ini memiliki luas wilayah 1.078,5 Ha dengan jumlah penduduk sekitar 9.081 jiwa. Jumlah penduduk itu tersebar pada 4 dusun, di mana masing-masing dusun terdiri dari 2 Rukun Warga (RW).

Dengan kondisi alam yang didominasi lahan pertanian dan perkebunan, sebagian besar sumber mata pencaharian penduduk Desa Kiarasari adalah bertani, baik sebagai pemilik lahan maupun hanya menjadi buruh tani. Pekerjaan lain yang ditekuni masyarakat adalah berdagang, tukang kayu, pegawai dan merantau ke luar desa sebagai pedagang dan buruh atau karyawan pabrik.

Sumber pendapatan desa yang terbesar didapatkan dari bantuan Pemerintah Kabupaten Bogor, Sebesar 1,1 miliar rupiah. Sumber pendapatan berikutnya bersumber dari Dana Desa (APBN) sebanyak 961 juta rupiah. Selain itu, Alokasi Dana Desa (APBD), Bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Retribusi dan Pajak Daerah, dan Pendapatan Asli Daerah menggenapkan pembiayaan kegiatan dan pengembangan desa Kiarasari Tahun 2017.

Dalam pemanfataanya, alokasi pendapatan desa terbesar dipergunakan untuk membiayai Pembangunan Desa. Dana lainnya digunakan untuk membiayai belanja di bidang Pemberdayaan, Pembinaan Masyarakat dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Kepala Desa beserta perangkatnya dibantu masyarakat menyusun berbagai kebijakan untuk pembangunan ekonomi dan prioritas pembangunan desa Kiarasari. Mensyukuri anugerah alam yang indah, Desa Kiarasari melakukan kegiatan pemanfaatan hutan rakyat, dengan mengolah kembali lahan gambut dan lahan kritis.

Program lainnya yang dilakukan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan hulu sungai, memanfaatkan 12 sumber mata air baku dari Gunung Halimun untuk pengairan sawah, kebutuhan air bersih dan untuk wisata desa.

Menariknya, dalam hal pengembangan Infrastruktur Desa, di antaranya memperbaiki jalan desa dan jalan pemukiman, partisipasi warga desa dalam pengembangan infrastruktur ini sangat besar. Mereka bergotong royong secara swadaya dalam membuka jalan desa, untuk kemudian dilakukan pengerasan dan betonisasi.

Kegiatan lainnya, Pengembangan Desa Agro Wisata dengan menjadikan Desa Kiarasari sebagai salah satu Desa Agro Wisata terluas di Provinsi Jawa Barat. Untuk menarik minat wisatawan, aparat desa secara aktif mempromosikan potensi ini melalui website dengan domain desa.id (www.kiarasari.desa.id).

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan pu tak luput dilakukan, salah satunya dengan Pemberdayaan Karang Taruna untuk lebih meningkatkan kesadaran hukum bagi para pemuda desa.

Dengan digulirkannya Dana Desa, warga desa sangat merasakan perubahan positif pada kondisi desa khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan warga. Salah satu warga yang sempat diwawancarai, yaitu Ibu Kaswi mengungkapkan kepuasannya atas peningkatan pembangunan yang dilakukan di desanya. Dengan ditingkatkannya infrastruktur berupa perbaikan jalan desa dan pemukiman, beliau merasakan kemudahan dalam hal transportasi.

Ungkapan yang sama disampaikan oleh Iwan. Beliau adalah salah satu pengrajin yang mengolah pelepah pinang dan batok kelapa di mana hasil kerajinannya menjadi salah satu komoditas unggulan Desa Kiarasari yaitu berupa teko dan gelas dari batok kelapa, berbagai kerajinan yang terbuat dari pelepah pinang seperti topi, tas, sandal, dll. Menurut beliau Dana Desa semakin mendorong usahanya untuk lebih berkembang.

Dana Desa akan bermanfaat secara optimal bila didukung sinergi dan kemauan yang kuat dari perangkat desa dan masyarakat untuk membangun desanya. Desa Kiarasari dapat dijadikan contoh kesuksesan sebuah desa dalam menggunakan Dana Desa untuk mendayagunakan sumber daya yang dimilikinya dalam rangka pembangunan ekonomi desa tersebut.

Pelajaran terpenting lainnya dari Desa Kiarasari bahwa Dana Desa yang diterima bukan untuk mencapai manfaat yang hanya sesaat tetapi juga digunakan untuk manfaat yang berkesinambungan.