Desa Kedungpedaringan, merupakan desa penyangga di wilayah perkotaan Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kegiatan pelestarian lingkungan hidup dimulai dengan mengubah perilaku masyarakat dalam memperlakukan sampah.
Desa Kedungpedaringan, menjawab masalah sampah tersebut dengan mendirikan bank sampah. Untuk kelangsungan bank sampah ini, pemerintah desa menguatkan pengelolannya dengan pelatihan pengelolaan limbah. Sejak berdiri tahun 2015 bank sampah desa ini memiliki anggota 102 orang.
Bank sampah juga berdampak pada pendampatan ekonomi masyarakat, dari yang terkecil sebesar Rp10.000 per bulan sampai terbesar, dialami Win Yolanda, mencapai Rp 1.300.000,- per bulan.
Sampah juga menjadi masalah bagi warga Desa Kedungpedaringan, sebelum ada bank samapah di desa ini. Mereka memperlakukan sampah dengan pola membuang atau membakar, bahkan membuang ke aliran sungai.
Masalah itu makin meningkat, karena onsumsi rumah tangga setiap hari tidak mungkin berhenti. Hasilnya menumpuknya sampah plastik, kertas, atau kaca. Atau limbah sayur, buah, nasi sisa, lauk sisa. Apabila sampah ini tidak ditangani dengan baik maka tentu akan menjadi masalah. Maka hadirlah bank sampah di Desa Kedungpedaringan, dengan nama “Bank Sampah Kedung Berseri”.
Inovasi yang diusung oleh Desa Kedungpedaringan adalah:
– Bank Sampah tetap berjalan dengan baik mulai didirikan hingga sekarang
– Memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat pengrajin limbah kardus menjadi kotak hantaran dan kotak makan untuk hajatan, aneka baju karnaval.
– Biopori sebagai komposter sampah basah dan bank air
– Memperkuat kinerja PKK Desa Kedungpedaringan dengan memiliki komoditas cinta lingkungan berbahan dasar sampah.
Ide yang cemerlang ini di tangkap emerintah desa dengan memberi motivasi diadakannya pelatihan masyarakat, untuk mengolah limbah sampah dengan sumber dana dari APBDes di tahun 2017 dengan sumberdana dana desa.
Pelatihan di tingkat desa menjadi motivasi gerakan positif dalam mengolah sampah/limbah kardus bekas, dan kantong plastik bekas menjadi barang jadi yang dapat di jual. Sehingga masyakat mendapat tambahan penghasilan dan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.
Usaha ini sudah berjalan 3 tahun sampai sekarang dan omset yang dihasilkan sampai 5 juta dalam satu tahun terakhir. Sedangkan pengelolaan bank sampah sendiri dari 102 anggota yang terdaftar dimana anggota menabung sampah yang jika diuangkan senilai rata-rata 10.000 maka pendapatan bank sampah sendiri mencapai 4 jutaan tiap bulannya. Di mana warga bisa mengambil tabungannya tersebut setiap satu tahun sekali dan biasanya menjelang hari raya Idul Fitri.
Pembelajaran:
Pengelolaan sampah melalui bank sampah, dapat dipetik hikmah:
Penaggulangan masalah sampah bagi desa, terutama desa-desa penyanggah kota
Bank sampah dapat memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat. Semakin kreatif masyarakat mengolah sampah, pendapatannya semakin tinggi.
Rekomendasi:
Agar kegiatan pembuatan kotak Hantaran dan kotak makan untuk hajatan ini di wadahi dalam wadah BUMDESA yang di naungi oleh pemerintahan desa.
Selanjutnya dapat diperluas kepada seluruh masyarakat Desa Kedungpedaringan sehingga menjadi wilayah yang bercirikhas penghasil Kotak Hantaran dan Kotak Makan untuk Hajatan di Kecamatan Kepanjen. Sehingga dapat menjadi Desa Sentral Industri Sampah Kering.
Menciptakan model pemasaran seperti yang sudah dipelopori Win Yonda pemasaran melalui media online Instagram untuk penjualan baju karnaval dari kertas dan plastik.
Kontak Informasi:
Kepala Desa Kedungpedaringan, H. Faizin (0813-5916-3555)
Informasi produk dan pemasaran, Ibu Winda Yasin (0821-4204-1570)
Ig @wien yasin