Desa Jeblogan merupakan salah satu dari lima desa yang berada di wilayah Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Jumlah penduduknya saat ini sebanyak 4.988 jiwa yang menempati wilayah seluas ± 18.440 ha dengan tipologi daerah perbukitan dan pegunungan.
Sebagian besar lahan desa dimanfaatkan sebagai lahan persawahan dengan luas mencapai 18.440 ha, kemudian sebagai ladang seluas 7.517 ha, dan lahan perkebunan seluas 10.061 ha.
Mayoritas penduduk Desa Jeblogan adalah petani dan tergolong masyarakat miskin, sehingga desa ini termasuk dalam klasifikasi desa swakarya mula. Sebagian besar warga adalah lulusan Sekolah Dasar (SD), bahkan masih terdapat warga yang tidak bersekolah.
Angka pernikahan dini yang diikuti perceraian tergolong tinggi, ditengarai karena banyak penduduk yang setelah tamat SD/SLTP langsung menikah.
Desa Jeblogan tergolong desa yang terpencil dan jauh dari wilayah perkotaan. Untuk mencapainya pun harus melalui jalan yang kondisinya kurang baik, diselingi bebukitan terjal. Kenyataan tersebut menjadi hambatan bagi berkembangnya perekonomian masyarakat.
Apalagi wilayah desa pun sangat luas, yang terdiri dari 15 dusun, 15 RW, dan 35 RT. Masih banyak jalan tanah dasar yang belum terbangun di desa ini, yang menyebabkan transportasi masyarakat seringkali terganggu. Pastinya perlu tambahan biaya dan waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan kondisi tersebut.
Jalan yang kurang layak juga memberikan dampak yang buruk untuk distribusi hasil bumi dari Desa Jeblogan. Sebenarnya desa ini merupakan penghasil komoditi perkebunan berupa merica, cengkeh, janggelan (cincau hitam), dan empon-empon (rimpang rempah-rempah).
Penjualan hasil bumi ke luar desa seharusnya mampu memberikan manfaat besar, tetapi kondisi jalan dan pasar desa yang kurang baik mengakibatkan mahalnya biaya transportasi sehingga menurunkan keuntungan petani.
Dampak lainnya adalah ketika masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan dan perlu ke rumah sakit, perjalanan menjadi sulit karena harus menempuh jalan terjal. Selain jalan, infrastuktur lain di Desa Jeblogan juga belum memadai.
Belum adanya talud dapat memperbesar kemungkinan terjadinya bencana longsor, sedangkan minimnya jumlah maupun kualitas sarana MCK mengundang potensi masalah kesehatan.
Salah satu pemanfaatan Dana Desa adalah untuk pembangunan jalan yang difokuskan dalam bentuk jalan poros desa dan antardusun. Pembangunan jalan sangat berguna bagi masyarakat untuk mengangkut hasil perkebunan dan pertanian. Usai pembangunan, sudah tidak ada lagi jalan jeblog (becek) dan licin pada saat musim hujan.
Potensi bencana alam berupa tanah longsor pun dapat teratasi dengan pembangunan talud. Masyarakat menjadi tidak takut lagi sewaktu hujan lebat mengguyur.
Selain untuk insfrastruktur, tercatat bantuan jamban keluarga dan bantuan renovasi rumah layak huni untuk masyarakat miskin turut dibiayai oleh Dana Desa. Dana Desa juga digunakan untuk pembangunan gedung Pusat Kesehatan Desa (PKD), dan mendukung kegiatan posyandu berupa pemberian makanan tambahan bergizi untuk balita.
Desa Jeblogan merupakan salah satu desa yang menjadi pusat perdagangan di wilayah selatan Kecamatan Karangtengah. Proses transaksi jual beli kebutuhan masyarakat, juga hasil pertanian, perkebunan, serta peternakan dilakukan di pasar Desa Jeblogan.
Maka Pasar Desa Jeblogan adalah aset penting bagi masyarakat dan desa, karena menjadi tempat masyarakat memenuhi kebutuhan dan pusat perekonomian. Tetapi karena kondisi pasar Desa Jeblogan dulu masih jauh dari layak, becek dan bangunannya pun sudah reyot, maka pasar ini kurang aman dan nyaman untuk difungsikan.
Pembangunan kembali pasar menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Saat ini pembangunan pasar yang juga disokong oleh Dana Desa sedang berjalan. Nantinya, pasar akan dikelola oleh BUMDes. Dari hasil pengelolaan pasar yang sudah direvitalisasi, diharapkan manfaatnya kembali ke masyarakat setempat.
Bukan hanya perekonomian rakyat yang diproyeksikan bergerak, angka kemiskinan pun diharapkan bisa ditekan sehingga semakin banyak penduduk yang menikmati kesejahteraan.
Sarana jalan merupakan salah satu infrastruktur yang paling banyak dibenahi menggunakan Dana Desa. Tak mengherankan, sebab dari jalan yang bisa dilalui dengan baik inilah banyak hal bermula. Pergerakan warga dari dan ke wilayah lain, pengangkutan hasil bumi atau ternak serta kebutuhan pokok masyarakat, semuanya menuntut adanya jalan yang layak.
Jalan yang rusak atau belum layak bisa membuat waktu, tenaga, dan biaya terbuang, sekaligus menghambat perekonomian desa. Maka tak salah jika Desa Jeblogan yang letaknya terpencil dan rawan bencana longsor ini memfokuskan penggunaan dana desa untuk memperbaiki jalan dan talud, selain untuk membangun pasar sebagai pusat perdagangan guna mendukung transaksi jual beli setempat.