Desa Hilizoi, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, Sumatra Utara sudah menerapkan model sistem pertanian bioindustri. Pada 2015, inovasi pertanian ini diperkenalkan Badan Penelitian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatra Utara.

Melalui identifikasi potensi dan masalah yang ada disusun rancang bangun model, yaitu model pengembangan inovasi pertanian bioindustri berbasis sumberdaya lokal. Tanaman yang digunakan adalah tanaman yang sudah eksis dan diusahakan secara turun-temurun, yaitu tanaman padi, ubi jalar, dan ternak babi yang diintegrasikan satu sama lain.

Nama InovasiModel Pertanian Bioindustri
PengelolaKelompok Tani Mandiri dan BPTP Sumatra Utara
AlamatDesa Hilizoi, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, Sumatra Utara

Sistem pertanian bioindustri pada prinsipnya mengelola dan/atau memanfaatkan secara optimal seluruh sumber daya hayati termasuk biomasa dan/atau limbah organik pertanian, bagi kesejahteraan masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis. Sistem pertanian bioindustri menerapkan konsep zero waste sehingga termasuk sebagai sistem pertanian berkelanjutan.

Sebagai bentuk pertanian berkelanjutan, model pertanian bioindustri harus mampu mencapai dua hal manfaat, yaitu pemenuhan kebutuhan produk primer dan ketersediaan jasa ekosistem. Berikut ini adalah dampak pertanian bioindustri di Desa Hilizoi:

Pertama, Penerapan komponen PTT padi, diikuti introduksi varietas unggul padi dari hasil inovasi Badan Litbang Pertanian (BB Padi) berupa varietas unggul padi: Inpari 3, Inpari 4, Inpari 30, Inpari 31, Inpari 32, Inpari 33, Inpari 39, Inpari 40, Inpari 41 Inpari 42 (produk BB Padi) dan Mekongga (UPBS Pasar Miring).

Selain itu, terjadi peningkatkan produktivitas padi serta terjadinya diseminasi/ penyebaran teknologi varietas unggul padi ke Kecamatan Gido dan Kota Gunung Sitoli, hal ini mampu menggantikan sampai + 90% padi lokal, terjadi peningkatan produksi beras dan dedak;

Kedua, introduksi varietas ubi jalar dari Balitkabi Malang yang dual purpose, yaitu menghasilkan daun/batang dan sekaligus umbi, mencakup Papua Solossa, Bestak, AC Kuning, Kidal, Manohara, Cilembu masih jauh potensi hasilnya.

Ketiga, Usaha ternak babi untuk keperluan adat, pemenuhan gizi sebagai sumber protein hewani, sumber bahan biogas, pupuk organik dan sumber pendapatan;

Keempat, Pemanfaatan UPPO untuk menghasilkan pupuk kompos yang mengakibatkan peningkatan pendapatan petani karena sudah mulai menjual produk pupuk kompos dan telah berhasil bertanam tanaman hortikultura (Cabai dan Bawang Merah) yang memberikan nilai tambah pendapatan.

Secara keseluruhan pertanian bioindustri memberikan hasil analisis kelayakan finansial secara terntegrasi tanaman padi, cabai dan ternak babi mampu meningkatkan pendapatan yang signifikan dan langsung dirasakan petani.