Desa Ekasari terletak di dataran pegunungan Kabupaten Jembrana, Bali. Nama Ekasari berasal dari kata “Eka“ yang berarti satu dan “Sari“ yang berarti inti. Nama ini menjelaskan asal desa ini, yaitu penggabungan Desa Palalinggah, Palasari, dan Adnyasari pada tahun 1950. Dengan luas wilayah seribu lima ratus ha, desa ini menaungi penduduk sejumlah lima ribu jiwa.
Sejak tahun 2015, masyarakat Desa Ekasari telah memanfaatkan dana dengan baik. Keberhasilan membangun ini bukan sebuah kebetulan, sebelum dana desa mengalir, Ekasari pernah meraih Juara I Lomba Desa Tingkat Provinsi pada tahun 2014. Dengan semangat kebersamaan, warga memiliki tekad kuat membangun dan menata desanya sebagaimana nama desanya “Ekasari”.
Ekasari memiliki Alokasi Dana Desa (ADD), sebesar 1,2 miliar rupiah atau 37 persen dari keseluruhan pendapatan pada anggaran desa. Dengan total anggaran 3,3 miliar rupiah, Ekasari membiayai kegiatan-kegiatan di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
Pembangunan infrastruktur menjadi prioritas utama penggunaan Dana Desa di desa ini, mengingat hampir seluruh jalan di Ekasari berbatu. Walaupun tertata rapi, namun jalan ini belum mendukung kelancaran transportasi dan distribusi hasil pertanian dan peternakan warga.
Pada tahun 2017, pembangunan jalan yang disalurkan melalui KPPN Singaraja ini telah menghubungkan area pertanian dan peternakan dengan pasar. Keberadaan jalan ini mendukung jalur distribusi, menekan biaya produksi, dan menaikkan profit warga. Kesuksesan ini diakui oleh warga desa, senyum kebahagiaan nampak di wajah mereka.
Manfaat lain yang dirasakan warga adalah keberadaan BUMDes Ekasari. BUMDes Ekasari adalah toko yang menyediakan berbagai kebutuhan, khususnya yang mendukung usaha warga, seperti pupuk. Selain memberikan kemudahan bagi warga, kehadiran BUMDes menjadi berkah tersendiri bagi para warga yang notabene adalah ‘pemegang saham’ BUMDes karena sebagian keuntungan disalurkan kembali ke warga.
BUMDes ini telah dirintis sejak awal penyaluran Dana Desa dan terus berkembang setiap saat. Harapannya adalah BUMDes ini di masa depan dapat menjadi sekelas toko ritel modern.
Selain capaian output, keberhasilan Ekasari juga dapat dilihat dari proses pengelolaannya. Ekasari mengelola dana desanya dengan menggunakan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes). Siskeudes adalah sebuah aplikasi pengelolaan keuangan yang memudahkan proses pertanggungjawaban dana desa.
Transparansi pengelolaan juga ditunjukkan dengan dipasangnya baliho APBDes Ekasari. Dengan segala tantangan yang ada, Ekasari berhasil mengelola dana desa dengan bersinergi dengan KPPN dan Pemerintah Daerah.