Tandus, gersang dihiasi batu-batu cadas. Itulah kesan pertama melihat Desa Manusak, salah satu desa di Nusa Tenggara Timur. Bahkan pohon ubi, pisang dan tanaman pangan lainnya, mengerdil ditanah ini. Bahkan batu pun membelah tak tangguh menghadapi iklim panas di Desa Manusak.
Desa Manusak terletak di Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dengan luas desa mencapai 2.500 ha, Desa Manusak dihuni 907 Kepala Keluarga dengan total penduduk sebanyak 4.317 jiwa. Dengan kondisi alam yang tandus, bagaimana warga Desa Manusak hidup?
Parahnya, sebagian besar warga desa merupakan pengungsi eks Timor-timor. Sejak pecah referendum yang berujung lepasnya Timor-timor dari NKRI, WNI yang ada di sana eksodus masuk ke Indonesia. Kemudian mereka ditampung di Desa Manusak dan tinggal di rumah-rumah reyot berdinding pelepah lontar. Tanah mereka sulit menumbuhkan tanaman. Hujan turun hanya 4 bulan dalam setahun. Itupun dengan intensitas yang sangat rendah. Mengerikan!
Dengan adanya program Dana Desa yang diberikan negara, diharapkan mampu mengurangi beban hidup warga Desa Manusak. Profesi warga desa yang mayoritas adalah petani baik di pertanian pekarangan maupun sebagai penggarap, perlu di stimulus agar mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Dana Desa yang dikelola Desa Manusuk pada tahun 2017 mencapai Rp 859 juta. Dana Desa tersebut disalurkan untuk pembangunan infrastruktur, utamanya untuk pembangunan jalan sirtu (pasir dan batu) mengingat kesesuaian dengan kondisi geografis dan iklim desa yang kering dan berbatu karang.
Untuk menstimulus perekonomian, Dana Desa direncanakan akan digunakan dalam pendirian BUMDes yang akan bergerak dalam penyediaan kebutuhan hidup warga desa dengan harga yang lebih terjangkau. Hal ini dilakukan agar terjadi peningkatan kualitas hidup warga.
Selain itu, pelatihan bercocok tanam sesuai kontur tanah dan iklim desa, dilakukan dengan menggandeng pemerintah daerah setempat untuk melakukan penelitian bersama. Sehingga benih yang ditanam oleh petani maupun warga desa, dapat sesuai dengan kondisi alam setempat.
Kini, wajah anak-anak Desa Manusak tidak lagi kusam. Dari bibir mereka, tersungging senyum kebahagiaan. Penyaluran Dana Desa menjadi cara negara menyejahterakan masyarakatnya.
Tidak peduli warna kulit, karena hitam dan putih hanya tentang rona. Terpenting, jiwa dan relung hatinya, cinta negara. Itu dibuktikan dengan bergabungnya mereka, warga Desa Manusak, menjadi bagian NKRI. Merah putih di dada mereka, jangan kau tanyakan lagi.
Penggunaan Dana Desa yang tepat sesuai karakteristik masyarakat menjadi kunci sukses Desa Manusak dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan perekonomiannya. Pembangunan jalan sirtu sesuai kondisi geografis dan pelatihan pertanian sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai petani.