Desa Terong sukses mengolah lahan kolong bekas tambang timah yang sudah tidak produktif menjadi desa wisata kreatif dan populer. Inovasi Desa Terong menjadi contoh nyata desa dalam memanfaatkan Dana Desa (DD) untuk membangun potensi pariwisata dan pertanian. Berkat pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas, Desa Terong terpilih menjadi salah satu dari 19 Desa Geopark di Belitung yang selanjutnya akan diajukan menjadi kandidat Geopark International versi UNESCO pada 2018.

Secara geografis, Desa Terong terletak di bagian utara Pulau Belitung, sekitar 16,5 km dari kota Tanjung Pandan yang merupakan ibukota Kabupaten Belitung. Desa ini merupakan bagian dari Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Luas wilayahnya 16.000 ha, dengan area yang meliputi lahan kolong (bekas tambang timah), lahan pertanian, perkebunan, dan pesisir pantai.

Berada pada lokasi yang sangat strategis di jalur perlintasan pantai utara Pulau Belitung dan jalur lintasan pariwisata Tanjung Pandan, Tanjung Kelayang, dan Tanjung Tinggi, menjadikan Desa Terong turut menjadi objek wisata prioritas di Kabupaten Belitung. Yang menjadi keunikannya adalah pemugaran lahan kolong bekas tambang timah yang sudah tidak produktif menjadi lahan wisata kreatif.

Jumlah penduduk Desa Terong mencapai 2.505 orang. Sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani dan nelayan. Dari sisi tingkat pendidikan, masyarakat masih banyak yang hanya mengenyam pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar (SD).

Pemerintah Desa Terong sangat jeli untuk memanfaatkan peluang sekaligus membangun komunitas masyarakat berdasarkan kearifan lokal. Komunitas ini menjadi bagian penting di Desa Terong, karena tercipta kreasi perpaduan budaya, adat istiadat, kuliner serta kesenian di daerah mereka tinggal.

Salah satu bentuk komitmen aparat mewujudkan program-program prioritas pembangunan desa adalah dengan bersinergi antara pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). BPD menjadi mitra yang profesional dalam membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa, serta melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.

Total Dana Desa untuk Desa Terong tahun ini adalah sebesar Rp 909 juta. Hingga saat ini, penyerapan realisasi Dana Desa Tahap I sebesar 70 % dari penyaluran Dana Desa Tahap I atau Rp 545,7 juta. Pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan fisik di bidang pariwisata pada Desa Terong fokus di antaranya:
• Kawasan Air Rusa Berehun yang semula kumuh dan tidak terurus sekarang berproses menjadi lokasi wisata kuliner, tempat pemandian, serta tempat pertunjukan seni dan budaya adat Belitung;
• Kawasan Pesona Wisata Mangrove, dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana kawasan hutan mangrove di sana;
• Kawasan Pesona Agrowisata, destinasi wisata alam perbukitan, hiking dan bumi perkemahan dengan kekuatan panorama alam sekaligus sebagai tujuan wisata edukatif untuk pelajar dengan kelompok tani agrowisata perkebunan sayur;
• Kawasan Pesona Wisata View Bukit Tebalu yang merupakan dataran berbatu luas di puncak bukit, tempat kita dapat melihat Pulau Belitung dari atas;
• Untuk melengkapi desa wisata, masyarakat berpartisipasi menyediakan rumah tinggal mereka sebagai homestay. Saat ini terdapat 24 homestay di Desa Terong.

Tahun 2017 ini, Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata telah menetapkan Desa Terong sebagai Desa Wisata Kreatif. Soft Launching Desa Terong sebagai Destinasi Wisata di Belitung telah dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata pada 19 Desember 2016 silam. Satu tahun berikutnya, Desa Terong mampu meraih peringkat delapan Desa Wisata kategori Community Based Tourism (CBT) tingkat Nasional oleh Kementerian Pariwisata.

Menurut Kepala Desa Terong, program Dana Desa mendorong masyarakat desa untuk mengembangkan berbagai potensi desa, khususnya melalui pembangunan sarana dan prasarana agar sumber daya alam dapat dimanfaatkan dan dikembangkan. Saat ini sektor pariwisata memang mendapatkan perhatian lebih karena potensinya yang menjanjikan.

Pembangunan tersebut menunjang terbentuknya satu kawasan wisata yang terintegrasi, sehingga bisa tumbuh berkembang secara bersama-sama sekaligus mendorong pemerintah desa untuk menciptakan destinasi wisata baru. Sementara, Ketua BPD menyampaikan bahwa Dana Desa membuat kesejahteraan masyarakat perlahan meningkat dan anak-anak putus sekolah dapat terbantu.

Cerita sukses ini semakin menguatkan langkah kita, bahwa dana yang mengucur ke desa akan memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. Bentuknya sendiri bisa beragam, baik itu melalui program pembangunan desa maupun pemberdayaan desa. Jadi, spirit membangun Indonesia dari pinggiran sebagai amanat Nawacita untuk memperkuat daerah dan desa dalam kerangka NKRI semakin cepat terwujud.

Desa Terong yang dikaruniai bentang alam memukau telah mampu memaksimalkan anugerah tersebut dengan bantuan dari Dana Desa. Pembangunan yang berfokus pada wisata, telah membangun kembali lahan bekas tambang yang terbengkalai, sehingga bisa diremajakan menjadi objek wisata. Pengembangan desa wisata ini telah mengantarkan predikat sebagai desa geopark di Belitung.

Pembangunan yang berfokus pada sektor wisata tentu tidak cukup hanya dengan membangun atau mempercantik objeknya saja, tetapi juga perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Di sini Dana Desa juga berperan membiayai pembangunan fisik sarana pendukung sehingga pengunjung dapat berwisata dengan nyaman dan aman.

Dengan makin banyaknya pengunjung, kian banyak pula tenaga yang diperlukan atau peluang yang bisa ditangkap, sehingga meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat.