Kabupaten Natuna merupakan wilayah paling utara di Selat Karimata yang berbatasan langsung dengan negara Vietnam dan Kamboja. Berada di jalur pelayaran internasional, wilayah ini kaya akan sumber daya alam baik itu minyak dan gas maupun perikanan.

Sesuai dengan prioritas pemerintah menjadikan kawasan perbatasan sebagai beranda terdepan sekaligus mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, pembangunan di Natuna harus digalakkan.

Berdasar data BPS, tingkat kesejahteraan penduduk Natuna masih rendah. Ketergantungan terhadap potensi tambang migas dianggap sebagai salah penyebab. Upaya-upaya dalam mendorong potensi perlu terus digulirkan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat, sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh Desa Batu Gajah.

Desa Batu Gajah, salah satu desa di Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, yang mulai berdiri pada tahun 2006 setelah proses pemekaran wilayah terjadi. Dengan luas wilah 51,02 km2, tercatat jumlah penduduk Desa Batu Gajah kurang lebih 1.070 jiwa (303 kepala keluarga).

Mayoritas penduduk Batu Gajah berprofesi di sektor pertanian diikuti dengan perikanan, sesuai dengan kondisi geografisnya yang berpantai dan dengan lereng perbukitan.

Untuk prestasi, Desa Batu Gajah layak mendapat apresiasi. Untuk tahun 2016, Desa Batu Gajah sempat mendapatkan penghargaan juara I Desa terbaik dalam lomba desa se-Kabupaten Natuna dan peringkat III di tingkat provinsi.

Prestasi tersebut tentunya tak luput dari hasil kerja keras perangkat desa beserta dengan seluruh masyarakat. Dalam hal pekerjaan, Kepala Desa Batu Gajah selalu mengingatkan agar perangkat desa bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku dan menerapkan profesionalisme kerja.

Pada tanggal 9 Oktober 2017, Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau melakukan kunjungan sekaligus pemantauan ke Desa Batu Gajah untuk melihat perkembangan, capaian beserta dengan prestasi-prestasi Desa Batu Gajah.

Dalam kunjungan ini, Kepala Desa menunjukkan papan pengumuman informasi APBDes beserta dengan rencana kegiatan pembangunan Desa Batu Gajah. Transparansi merupakan prasyarat utama dalam keberhasilan kegiatan. Dengan informasi yang lengkap, semua pihak dapat berpartisipasi dalam melaksanakan dan memonitor kegiatan desa sehingga mendorong peningkatan akuntabilitas.

Dari sisi keuangan, Pendapatan Asli Desa Batu Gajah pada tahun 2017 mencapai Rp2,59 miliar dengan porsi Dana Desa sebesar Rp 882 juta. Dana Desa tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

Dana Desa digunakan dalam pembangunan infrastruktur dan program peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya petani dan meningkatkan perekonomian warga, Pemerintah Desa Batu Gajah meluncurkan program bantuan bibit lada hitam (merica) menggunakan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa sejak tahun 2016.

Bantuan diberikan oleh Pemdes Batu Gajah kepada para petani antara lain bibit lada hitam, tiang pancang, pupuk, tangki semprot, racun gulma serta untuk perawatan. Bantuan diberikan kepada 59 Kepala Keluarga melalui 12 Kelompok Tani.

Selain alat pertanian, bantuan juga diberikan dalam bentuk pelatihan dari Dinas Perkebunan Natuna sebelum penanaman untuk meningkatkan kapasitas kemampuan petani.

Penanaman lada ini merupakan salah satu terobosan yang di buat Kepala Desa Batu Gajah, Bakhtiar. Dengan pengalamannya menanam pohon lada di kampung halaman istrinya, beliau melihat potensi pengembangan lada di desanya. Setelah sebelumnya mencoba menanam lada di kebunnya sendiri di Desa Batu Gajah dan berhasil, Bakhtiar mengajak warganya mengikiti penanaman lada.

Untuk tahun 2017, beberapa kegiatan yang bersumber dari Dana Desa adalah kegiatan pembangunan Gedung Balai Latihan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat, pembukaan jalan desa, tambatan perahu, pengadaan sarana pemberdayaan masyarakat (pembuatan bubu penangkapan kepiting, radar, dan GPS) serta pelatihan aneka kerajinan makanan olahan hasil sumber daya perikanan.

Berkaca dari keberhasilan Desa Batu Gajah terlihat bahwa dengan kepemimpinan Kepala Desa dan peran serta masyarakat, Desa Batu Gajah berhasil mengelola Dana Desa nya dengan baik.

Pemilihan budidaya pohon pala sebagai bidang yang potensial dikembangkan tak hanya berdasar apa yang sudah ada, namun bagaimana mereka menggali hal-hal baru yang bisa diambil dan dikembangkan.

Kemauan untuk menggali, mencoba dan mengembangkan pertanian pala tentunya membutuhkan intuisi kuat dan kemauan kuat. Sesuatu yang perlu dicoba dan ditiru desa-desa lainnya.