Kegiatan pembangunan infrastruktur di desa banyak terkendala akibat minimnya tenaga teknis yang mampu membuat desain dan rencana anggaran biaya (RAB). Pekon (Desa) Banyuwangi berinovasi membuat Sekolah Teknik Desa untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) di bidang teknik. Berkat inovasi itu, kini, desa memiliki kader teknik yang mampu membuat desain dan RAB yang membantu desa melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, bahkan pemeliharaan pembangunan infrastruktur.
Pekon Banyuwangi, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Setiap tahun pemerintah pekon melaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur desa. Sayang, SDM desa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam perencanaan, pengelolaan, dan pemeliharaan prasarana desa masih sangat minim.
Nama Inovasi | Sekolah Teknik Desa Banyuwangi |
Pengelola | Pemerintah Pekon Banyuwangi |
Nama Inovasi | Pekon Banyuwangi, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu, Lampung |
Kontak | Astaman (Sekretaris Pekon Banyuwangi) |
Telepon | +62-812-1509-1427 |
Kondisi tersebut menyulitkan desa untuk menjaga kualitas pembangunan sarana/prasarana desa, termasuk sertifikasi pembangunan infrastruktur desa dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait (baik antardesa maupun antarsektor).
Untuk mengatasi kondisi di atas, Pemerintah Desa Banyuwangi mendirikan Sekolah Teknik Desa untuk memberikan pendidikan dasar dan lanjutan bagi para kader desa. Selama mengikuti kegiatan persekolahan, para kader belajar merancang desain dan RAB secara sederhana.
Gagasan pendirian Sekolah Teknik Desa muncul pada Musyawarah Dusun, lalu dilanjutkan dalam Musyawarah Desa. Selanjutnya, usulan dimasukkan dalam dokumen dalam RPJM Desa dan RKP Desa sehingga dapat dianggarkan dalam APBDes 2017.
Pemerintah desa menggodok bentuk dan sistem pendidikan, termasuk strategi rekrutmen murid dan tenaga pengajar. Sistem pelatihan yang dilaksanakan secara berkala setiap 1 minggu, selama 1 tahun. Penyelenggaraaan sekolah dibiayai oleh APBDes 2017.
Pengelolaan Sekolah Teknik Desa dilakukan oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan dilatih oleh pelatih yang memiliki latar belakang teknik. Pemerintah Desa menentukan tempat pelatihan, peserta didik, dan tenaga pelatih. Selanjutnya, pembelajaran desain teknik mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI).
Kini Pekon Banyuwangi telah memiliki puluhan Kader Teknik yang mampu membuat Desain dan RAB secara sederhana. Para kader membantu desa dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan bidang pembangunan.
Inovasi ini juga membuat pemerintah desa sudah mandiri dan tidak tergantung pada pihak ketiga dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa. Inisiatif sekolah desa dapat dikembangkan tak sebatas untuk mencetak kader teknik, tapi kader-kader lainnya yang dibutuhkan oleh desa.