Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kuningan Jaya di Desa Pararain kembangkan bisnis budidaya ikan dengan kolam bioflok. Budidaya ikan dengan kolam biflok memiliki tiga keunggulan, yaitu hemat tempat, hemat air, dan hemat pakan. Bermodal 12 kolam bioflok, Desa Pararain berharap unit usaha ini mampu meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes).

Desa Pararain terletak Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Budidaya ikan dengan teknik bioflok ini merupakan saran dan masukan mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarbaru yang pernah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pararain.

Lalu, Pemerintah Desa Pararain menindaklanjuti masukan itu dengan melakukan studi ke tempat budidaya ikan dengan bioflok di Banjarbaru. Saat studi banding, muncul gagasan untuk meniru model budidaya ikan dengan bioflok sebagai unit usaha yang akan dijalankan oleh BUMDes Kuningan jaya.

Pemerintah Desa Pararain melakukan penyertaan modal pada BUMDes Kuningan Jaya sebesar Rp 10 juta, untuk pembelian benih ikan dan pengadaan kolam bioflok. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan pepuyu.

Kolam bioflok hanya membutuhkan luasan 2 meter persegi dan air yang dibutuhkan lebih sedikit dibanding kolam tanah. Budidaya ikan dengan kolam bioflok lebih hemat pakan dan mampu menampung ikan lebih banyak.

Dari 12 kolam yang dimiliki BUMDes Kuningan Jaya, ada sepuluh kolam berisi 1.500-2.000 ekor dan dua kolam untuk air cadangan. Sembilan bulan kemudian, ikan akan siap panen dengan ukuran 8-9 ekor perkilogram.

Keberhasilan BUMDes Kuningan Jaya dalam budidaya ikan dengan bioflok membuat Pemerintah Desa Pararain berencana mengembangkan kolam bioflok untuk program pengentasan Rumah Tangga Miskin (RTM). Setiap RTM akan dibantu dengan satu kolam bioflok sehingga mereka mampu meningkatkan kesejahteraan ekonominya.