Terobosan hebat dilakukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kumbayau Maju Bersama dalam mengembangkan produk unggulan desa berbasis sumber daya alam. Mereka mampu mengeksport produk olahan pinang ke sejumlah negara, seperti India, Turki, dan Nepal. Pinang merupakan komoditas pertanian yang tumbuh subur di nagari itu.
BUMDes Kumbayau Maju Bersama merupakan badan usaha milik Nagari Kumbayau terletak di Kecamatan Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatra Barat. Di bawah kepemimpinan F. Ferdi Datuk Dinagari, sebagai Direktur BUMDes, mampu mengeksport minimal 20 ton dalam setiap kali pengiriman. Untuk dukungan pengiriman, BUMDes Kubayau Maju Bersama membangun kerjasama dengan PT. Pos Indonesia.
Nama Inovasi | BUMDes Eksport Pinang |
Pengelola | Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kumbayau Maju Bersama |
Alamat | Nagari Kumbayau, Kecamatan Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatra Barat |
Kontak | F. Ferdi Datuk Dinagari (Direktur BUMDes) |
Telepon | +62-811-6695-015 |
Kerjasama perusahaan milik nagari dan perusahaan milik negara itu mampu mengangkat produk unggulan desa sebagai komoditas kelas internasional. PT. Pos Indonesia Regional Sumbar, Riau, Jambi akan mendukung layanan invoice, Packing List, Shipping Instruction dan MSDS untuk kegiatan ekspor.
Untuk penyediaan bahan baku, BUMDes Kumbayau Maju Bersama sempat kewalahan. Solusi muncul dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah dan Transmigrasi yang memfasilitasi mereka untuk membangun kerjasama dan kemitraan dengan desa lain, terutama dalam penyediaan bahan baku.
Lewat Subdit Kerjasama dan Kemitraan Masyarakat Desa, Direktorat Pembangunan Masyarakat Desa, BUMDes Kumbayau Maju bersama telah menjalin kerjasama dengan desa-desa di Sawahlunto, Pariaman, Mentawai, bahkan Bengkulu (Desa Batu Lambang, Kecamatan Pasar Manna, Bengkulu Selatan).
Tak hanya itu, Kementerian Desa PDTT juga mengirim Direktur BUMDes Kumbayau Maju Bersama untuk menimba ilmu di negeri gingseng, Korea Selatan. Ferdi berkunjung ke sejumlah kota di Korea Selatan, seperti Gumi City, Seoul, Pohang, Gyeongju, Donggong dan Wolji, Sangju, serta Kota Andong untuk belajar tentang pengembangan agroindustri.