Bali Vrinda Coconut Oil (BVCO) menjadi ikon industri rumahan di Desa Akah. BVCO mampu memperkerjakan puluhan masyarakat setempat dari golongan yang tidak mampu dan pengangguran. Keberadaan dan inovasi produk ini memberi kontribusi positif pada peningkatan perekonomian, pemberdayaan masyarakat, melestarikan kearifan lokal di Bali.

Lokasi industri BVCO terletak Desa Akah, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, Bali. Pada 2015, penduduk Desa Akah mencapai 4.647 jiwa, terdiri dari 2.753 laki-laki dan 1.894 perempuan. Desa Akah berada di lembah Sungai Unda dengan potensi perkebunan kelapa yang sangat subur.

Nama InovasiBali Vrinda Coconut Oil (BVCO)
InovatorNi Wayan Supeni, SH
AlamatJalan Raya Besakih, Gang Sirsak No. 4, Desa Akah, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, Bali
E-mailsupeni325@gmail.com
PembinaI Nyoman Sujati (Perbekel Desa Akah)
Kontak+62-819-3621-7463

Sesuai dengan namanya, produk utama BVCO adalah minyak kelapa. Bahan bakunya adalah buah kelapa yang sudah tua. Proses pembuatan minyak kelapa hampir tidak menyisakan limbah. Batoknya menjadi bahan baku arang, ampasnya bisa menjadi makanan ternak, sementara kelapa yang tidak memenuhi standar bisa diolah menjadi beragam jenis kuliner lainnya.

BVCO didirikan oleh Ni Wayan Supeni. Pada 2011, dia divonis dokter mengidap sakit tiroid. Penyakit tiroid disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon tiroid di dalam tubuh. Tiroid sendiri adalah kelenjar yang ditemukan di depan leher. Lalu, dokter menganjurkan Supeni untuk mencoba pengobatan atau terapi herbal dengan mengonsumsi minyak kelapa 2 sendok makan perhari.

Secara medis, minyak kelapa memiliki kandungan yang dapat mencegah dan mengatasi masalah kelenjar tiroid. Minyak kelapa mengandung asam lemak rantai menengah (MCFA) atau trigliserida rantai menengah (MCT) mampu meningkatkan metabolisme tubuh para penderita hipotiroid.

Proses pengobatan yang dilakukan Supeni mengharuskan dia mengonsumsi minyak kelapa setiap hari. Karena itu, dia memulai membuat minyak kelapa di rumahnya berbekal alat sederhana. Akhirnya, Supeni berinisaitif untuk mengembangkan aktivitasnya menjadi industri skala rumah tangga.

Pada 2016, Supeni mulai menawarkan hasil minyak kelapa buatannya ke teman-teman atau kolega. Rata-rata konsumen menyukai minyak kelapa buatan Supeni. Lalu, pada 2017, Supeni bersama sang suami mengembangkan industri rumahan dengan mengusung merek BVCO.

Kata Vrinda berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti kebaikan, melingkupi semua, banyak, dan lain-lain. Kata Vrinda juga memiliki keterkaitan dengan suatu daerah di India yang bernama Vrindavan. Vrindavan merupakan tempat Kresna menghabiskan masa kecilnya.

Kresna dibahas dalam berbagai susastra Hindu dan digambarkan sebagai sosok yang bijaksana dan menebar pesan kebaikan. Karena itu, kata Vrinda ini mengarah pada usaha yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif, seperti pohon kelapa yang memiliki banyak manfaat.

BVCO sudah mengantongi Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) Nomor: IUMK/39/kec.klk/2017. IUMK menjadi tanda legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu dalam bentuk izin usaha mikro dan kecil. Berbekal semangat, usaha, dan doa, BVCO mampu memperkerjakan puluhan masyarakat setempat yang tidak mampu.

Awalnya, BVCO memproduksi minyak kelapa menggunakan alat manual sehingga hasil yang diperoleh kurang efektif dan efisien. Lalu, BVCO berinovasi memanfaatkan teknologi tepat guna yang lebih ergonomis sehingga produktivitas kerja semakin meningkat.

Keberadaan BVCO memberi kontribusi positif pada peningkatan perekonomian, pemberdayaan masyarakat lokal, melestarikan kearifan lokal Bali. Hal itu sesuai dengan motto dari BVCO, yaitu “Menyebar kebaikan alam dari manfaat buah kelapa.”

Ke depan, BVCO berharap mampu memperluas kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.