Desa Maregam terletak di Pulau Mare yang berjarak sekitar 4 Km di sebelah selatan Pulau Tidore. Desa ini terletak di Kecamatan Tidore Selatan, Kota Tidore Kepulauan. Dengan akses transportasi laut yang lancar saat ini, Desa Maregam cukup mudah dijangkau dari pelabuhan penyeberangan Bastiong Ternate.
Desa Maregam (Pulau Mare) telah didiami penduduk sejak abad ke 14, tepatnya 1495. Saat itu masih berstatus Gimalaha Mare (Pemerintahan Kesultanan Tidore). Kemudian pada 1890 status Gimalaha beralih menjadi Kampung Maregam.
Desa Maregam memiliki jumlah penduduk sebanyak 428 orang yang terdiri dari 215 laki-laki dan 213 perempuan, dengan kepala keluarga sebanyak 126 KK.
Potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh Desa Maregam adalah potensi kerajinan gerabah yang selama ini telah terkenal. Selain itu, ada wisata bahari yang meliputi wisata pantai, wisata selam dengan keindahan dan kealamian terumbu karangnya, serta wisata Kahia Masolo (tempat berkumpulnya ikan lumba-lumba). Bahkan menurut sumber dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat, pada musim tertentu akan dijumpai Paus yang melakukan migrasi melewati desa ini.
Sayang, semua potensi di atas belum dapat digali secara optimal oleh masyarakat Desa Maregam karena sarana dan prasarana yang tersedia masih sangat terbatas dan tradisional. Harga peralatan modern harganya sangat mahal sehingga belum mampu terbeli.
Pada 2017, Desa Maregam mempunyai pendapatan sebesar Rp 1,13 Milliar dengan proporsi Dana Desa sebesar Rp 802 juta. Dana tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan desa di Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa, Bidang Pembangunan Desa, Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa, dan Bidang Pembinaan Masyarakat Desa.
Untuk menjamin pertanggungjawaban dan transparansi kepada warganya, maka Pemerintah menampilkan baliho anggaran desa di jalan utama desa.
Penyaluran Dana Desa yang telah di mulai sejak 2015. Sejak dikucurkannya Dana Desa, sarana dan prasarana yang telah berhasil dibuat dapat membantu Desa Maregem untuk menggali potensi-potensi yang ada. Di samping itu, melalui pembangunan yang bersumber dari Dana Desa diharapkan dapat menyelesaikan hambatan-hambatan yang masih dihadapi, satu demi satu.
Dari pemanfaatan Dana Desa, beberapa fasilitas desa telah dibangun untuk masyarakat, baik Kantor Kepala Desa, taman desa, dan ruang publik lainnya seperti masjid terawat indah. Di samping itu, Dana Desa dimanfaatkan untuk pemeliharaan lingkungan.
Untuk penyaluran Tahap I tahun 2017, Pemerintah Desa Maregam telah melakukan pencairan Dana Desa sebesar Rp 481 juta yang dikucurkan untuk pembuatan tembok tepi jalan yang memberi batas antara jalan utama desa dengan rumah warga, 100 unit gerobak untuk memudahkan pekerjaan warga dalam mengangkut bahan baku gerabah, dan BBM Solar Genset sebagai sarana aliran listrik rumah warga sehingga warna tidak lagi terbebani lagi biaya BBM solar genset untuk menerangi rumahnya.
Dana Desa juga diwujudkan dalam pembelian kendaraan roda 4 sebagai transportasi warga desa dalam menjual hasil gerabah dan sebagai angkutan siaga 24 jam bagi warga yang berada dalam kondisi mendesak.
Sebagai langkah untuk menyukseskan program menuju kemandirian desa, maka pada Oktober 2016 Pemerintah Desa Maregam membentuk sebuah Badan usaha Milik Desa (BUMDes) yang disebut BUMDes Ahu Ma Joma Desa yang bertempat di Kota Tidore Kepulauan.
Pembentukan BUMDes ini bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal, potensi desa, sekaligus meningkatkan tingkat perekonomian warga Desa Maregam.
Demikian cerita sukses penggunaan dana desa di Desa Maregam ”Negeri Nuku”, semoga program mulia yang dijalankan pemerintah ini dapat terealisasi dengan baik di tiap-tiap desa penjuru negeri, demi menuju desa yang mandiri dalam perekonomian, kokoh serta kuat dalam kerangka negara kesatuan tercinta ini.
Dana Desa terbukti mampu memberikan geliat pembangunan pada Desa Maregam. Melalui pengelolaannya yang optimal untuk pembangunan sarana dan prasarana desa, kesejahteraan masyarakat Desa Maregam turut meningkat. Dengan demikian, roda perekonomian desa setempat mampu berputar menuju perubahan yang lebih baik.
Diolah dari Kisah Sukses Dana Desa, Kementerian Keuangan 2017