Sebelum menjadi objek wisata air, De Berran adalah tempat pembuangan sampah liar di daerah Kecamatan Batu. Onggokan sampah menggunung dan menyebarkan bau busuk yang menyengat. Beragam usaha dan terobosan telah ditempuh oleh Pemerintah Desa Oro-oro Ombo untuk menghentikan para pembuang sampah. Hasilnya nihil.
Tradisi membuang sampah di area itu sebenarnya belum lama. Pada tahun 2000, warga mulai membuang sampah di tempat itu. Kegiatan itu sulit dihentikan meski upaya himbauan, pelarangan, dan musyawarah warga telah dilakukan. Para tokoh masyarakat juga sudah dilibatkan untuk menghentikan kegiatan pembuangan sampah.
Nama Inovasi | Wisata Air De Berran |
Pengelola | BUMDesa Oro-Oro Ombo |
Alamat | Dusun Gondorejo RT3 RW13, Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur |
Kontak | Supriono (Perangkat Desa) |
Telepon | +62-821-4317-8030 |
Pada 2013, angin perubahan mulai berhembus setelah lahan itu dibeli oleh salah satu Supriono, Perangkat Desa Oro-Oro Ombo. Pemilik baru adalah warga asli daerah Dusun Gondorejo RT 3 RW 13 sehingga pengawasan pada lahan cukup ketat. Supriono juga memasang pagar keliling agar warga tidak membuag sampah lagi di tempat itu.
Selanjutnya, pemilik lahan mulai membersihkan tumpukan sampah ke tempat pembuangan sampah akhir yang terletak di desa sebelah, yaitu Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo. Waktu pembersihan berlangsung selama satu tahun karena banyaknya jumlah sampah di lokasi tersebut. Setelah sampah mulai habis, pemilik mendirikan bangunan rumah di lokasi tersebut.
Untuk mengatasi problem pembuangan sampah, Pemerintah Desa Oro-Oro Ombo dan para tokoh masyarakat berinovasi untuk memberikan tanggung jawab pengelola sampah pada satuan rukun tetangga (RT). Pemerintah desa memfasilitasi satu kendaraan roda tiga untuk pengangkut sampah di daerah RT 1, RT 2, dan RT 3. Langkah tersebut mampu menjawab permasalahan sampah, bahkan kini masyarakat sudah mampu membeli satu unit mobil pengangkut sampah.
Supaya pembuangan sampah liar tidak terulang, Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa Oro-Oro Ombo memutar otak untuk memanfaatkan lahan tersebut. Mereka berinovasi untuk membuat pemandian kolam renang anak-anak.
Desa Oro-oro Ombo memiliki banyak sumber mata air yang dapat menyuplai air ke kolam renang. Pada 2015, pembangunan kolam renang dimulai, termasuk fasilitas pendukung lainnya, seperti kamar mandi, tempat mencuci, dan mushola kecil. Objek wisata itu diberi nama De Berran.
Nama De Berran berasal dari bahasa Jawa yang artinya sebuah hamparan tanah yang memiliki banyak sumber mata air dengan struktur tanah bebatuan dan atau mengandung pasir yang tidak produktif untuk lahan pertanian.
Untuk mengembangkan lokasi wisata De Berran, masyarakat dan pemerintah desa bergotong-royong dan mengumpulkan dana swadaya masyarakat. Pemerintah mengalokasikan Dana Desa untuk membangun akses jalan ke lokasi yang lebih baik. Pada 17 Agustus 2017, Pemerintah Desa Oro-Oro Ombo membuka objek wisata De Berran untuk umum.
Kini, De Berran telah menjadi destinasi wisata cukup ngetop di Kota Batu. Puncak kunjungan biasanya terjadi pada sore hari dan hari libur. Pengelolaan dan pengembangan wisata air akan dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Oro-oro Ombo.
De Berran memiliki empat bidang kolam. Keunggulan De Berran terletak pada suplai air yang masih alami dan bersih. Air kolam berasal dari puluhan sumber mata air di sekitar lokasi. Di pinggir kolam renang terdapat goa-goa yang tertata secara alami. De Berran menjadikan bekas galian pasir itu menjadi cafe yang menjual makanan dan minuman pada para pengunjung.
Untuk menikmati keindahan alam dan air bersih alami di De Berran, para pengunjung cukup membayar tiket masuk sebesar Rp 2.000,- Harga itu jauh lebih murah dari tiket objek wisata serupa yang dikelola pihak swasta yang menjamur di Kota Batu.
Pemerintah Desa Oro-Oro Ombo berpandangan masyarakat berhak mendapatkan mengakses lokasi wisata untuk liburan dan membuang rasa penat. Pengembangan De Berran menjadi bagian dari peningkatan ideks kebahagiaan masyarakat Desa Oro-Oro Ombo. Amazing!