Kecamatan Pulau Sebuku terdiri dari delapan desa, salah satunya Desa Ujung. Desa ini berpenduduk sekitar 700 jiwa, sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani.
Selain upaya peningkatan kapasitas sumberdaya manusia melalui pelbagai kegiatan pelatihan, banyak anak muda dari desa ini yang sekolah dan belajar ke Kotabaru atau nyantri dan kuliah di daerah-daerah lain. Banyak juga yang bekerja atau berwirausaha di luar Pulau Sebuku.
Secara geografis, desa ini berlokasi di wilayah pesisir. Penduduknya terdiri dari suku Bugis dan Banjar maupun campuran keduanya.
Para commuter ini pulang-pergi menggunakan sarana transportasi laut. Dari Pulau Laut kita bisa menyeberang ke Pulau Sebuku dengan menggunakan Kapal Ferry dari Pelabuhan Teluk Gosong di Kecamatan Pulau Laut Timur. Pelabuhan ini terletak sekitar 20 km atau satu jam perjalanan dari Kotabaru.
Keberadaan dermaga ini sangat penting dan vital dalam mendukung kelancaran arus transportasi masyarakat dari dan ke Pulau Sebuku menggunakan ferry yang pengoperasiannya sudah dimulai awal 2016. Sedangkan perjalanan lautnya sendiri memerlukan sekitar 1,5 jam.
Setelah merapat di Pulau Sebuku, perjalanan masih harus dilanjutkan dengan motor atau mobil ke Desa Ujung sekitar 45 menit. Jalannya turun-naik dan berliku-liku, sebagian belum beraspal.
Nama inovasi | : | Pengembangan Tambatan Perahu |
Pengelola | : | Pemerintah Desa |
Lokasi/alamat | : | Desa Ujung Kecamatan Pulau Sebuku Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel) |
Contact person | : | Akhmad Kusairi (Kepala Desa) |
Telepon/HP/email | : | +62 821-5721-5876 |
Dilatarbelakangi kondisi ini, pemerintah desa Desa Ujung kemudian berinisiatif mengembangkan tambatan perahu yang sebelumnya sudah ada menjadi Dermaga Desa. Selain bisa digunakan sebagai tempat berlabuhnya perahu atau kapal motor yang mengangkut penumpang langsung ke Pelabuhan Kotabaru, dermaga ini juga mempermdah nelayan dalam menyandarkan perahu. Hasil tangkap berupa ikan, udang dan cumi menjadi lebih mudah diangkat.
Keberadaan pelabuhan ini mampu mendorong peningkatan nilai tambah hasil perikanan. Setelah dilakukan pengumpulan, sortasi, dan pengupasan kulit, hasil olahan udang dan cumi setengah jadi ini bisa langsung dibawa dan diangkut untuk dipasarkan ke perusahaan yang ada di Kotabaru. Ada juga yang membawa produk olahan berupa kerupuk dan amplang untuk tengiri.
Bila sebelumnya hanya perahu-perahu kecil yang bisa merapat di sana, kini sudah kapal motor dan perahu yang lebih besar sudah bisa berlabuh. Disamping barang dan penumpang perorangan, juga bisa mengangkut kendaraan motor roda dua. Ongkosnya pun relatif terjangkau, bila menggunakan ferry dikenai ongkos Rp 50.000 per orang atau per motor dan Rp 100 ribu untuk mobil roda empat.
Ongkos kapal atau perahu yang berangkat dari Dermaga Desa Ujung relatif tidak jauh berbeda, Rp 30.000 per orang, dan menjadi Rp 65.000 bila sekaligus membawa motor. Yang terpenting, waktu tempuh bisa dihemat sekitar 1,5 jam karena menggunakan jalur yang lebih singkat dan perjalanan langsung ke Pelabuhan Kotabaru.
Ide pengembangan tambatan perahu menjadi dermaga desa ini lahir berdasarkar usulan dalam musyawarah desa dan kebutuhan nelayan setempat. Dana Desa 2018 sebesar Rp 160 juta digunakan untuk pembelian bahan seperti kayu ulin, bambu dan galam, serta upah pekerja yang berasal dari penduduk local. Ada sekitar 20 orang yang bekerja secara bergantian dengan jangka waktu pengerjaan sekitar satu bulan.
Setiap tahun berlangsung hiburan dan pesta pantai yang diselenggarakan oleh Karang Taruna Desa Ujung. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan interaksi diantara warga masyarakat Pulau Sebuku. Atas dukungan sejumlah perusahaan, panitia bisa mengundang dan menghadirkan artis ibukota seperti Siti Badriah dan Lesty.
Adanya dermaga ini mempermudah penduduk desa yang merantau untuk kembali pulang ketika hajatan ini berlangsung. *****