Di tengah lanskap pariwisata Nusa Tenggara Barat yang umumnya didominasi oleh pesona pantai dan kemegahan gunung, sebuah inovasi berbasis komunitas hadir dari wilayah agraris Lombok Timur. Destinasi Wisata Kebon Telaga, yang berlokasi di Desa Sukamulia, Kecamatan Sukamulia, Kabupaten Lombok Timur, menawarkan sebuah konsep pariwisata yang unik dan multifungsi. Tempat ini secara cerdas memadukan rekreasi wisata air yang menyegarkan dengan program edukasi pertanian dan misi ketahanan pangan lokal.
Konsep ini tidak lahir dari ruang hampa, melainkan dari pengamatan jeli atas potensi utama desa. Destinasi ini berlokasi strategis di tengah-tengah hamparan persawahan dan perkebunan yang subur. Keunggulan lokasi ini memungkinkan pengunjung untuk menikmati suasana alam pedesaan yang asri, sejuk, dan otentik.
Kebon Telaga dirancang sebagai antitesis dari destinasi wisata modern yang seringkali padat dan bising. Suasana tenang pedesaan menjadi nilai jual utama yang ditawarkan kepada pengunjung. Ini adalah tempat ideal bagi keluarga atau siapa saja yang mencari ketenangan.
Sebagai destinasi yang mengusung tema wisata air, Kebon Telaga menyediakan fasilitas kolam yang memadai dan terbagi dengan jelas. Terdapat tiga kolam utama yang dibangun di area wisata. Masing-masing kolam memiliki fungsi spesifik yang berbeda untuk kenyamanan pengunjung.
Dua kolam difungsikan secara khusus sebagai kolam renang. Kolam ini dirancang untuk menampung antusiasme pengunjung, baik anak-anak maupun dewasa, yang ingin bermain air dan menikmati kesegaran mata air alami.
Kolam ketiga dirancang berbeda dan tidak ditujukan untuk aktivitas berenang. Kolam yang lebih luas ini didedikasikan sebagai wahana rekreasi perahu bebek. Wahana ini menjadi favorit bagi pengunjung keluarga yang ingin bersantai menikmati pemandangan.
Namun, fungsi kolam perahu bebek ini ternyata tidak hanya terbatas untuk rekreasi. Kolam ini juga menjadi bagian integral dan simbol nyata dari program ketahanan pangan yang diusung oleh Desa Sukamulia.
Di dalam kolam tersebut, sengaja ditebar benih-benih ikan air tawar. Ikan-ikan ini dibudidayakan secara berkelanjutan oleh pengelola BUMDes.
Nantinya, ikan-ikan tersebut akan dipanen secara berkala. Hasil panennya ditujukan untuk mendukung program ketahanan pangan lokal, menyediakan sumber protein bagi masyarakat desa.
Daya tarik utama dan faktor pembeda Kebon Telaga dari destinasi pemandian lainnya adalah komitmennya pada aspek agrowisata. Destinasi ini turut dilengkapi dengan wahana bermain anak dan fasilitas edukasi pertanian yang modern. Fasilitas tersebut berwujud sebuah green house atau rumah kaca.
Rumah kaca ini tidak hanya berfungsi sebagai pajangan atau elemen dekoratif semata. Green house ini difungsikan secara penuh sebagai sarana wisata edukasi yang interaktif.
Tempat ini menjadi laboratorium lapangan bagi pengunjung, khususnya anak-anak usia sekolah. Mereka dapat belajar secara langsung mengenai penerapan teknologi pertanian modern.
Di dalam green house, pengunjung dapat melihat bagaimana proses budidaya aneka sayur-mayur dilakukan dalam lingkungan yang terkontrol. Konsep integrasi agrowisata inilah yang menjadi nilai jual utama dan keunikan Kebon Telaga.
Pengelola BUMDes ingin memberikan pengalaman yang lebih kaya dari sekadar berenang atau bermain air. Pengunjung diajak untuk memahami pentingnya sektor pertanian dan dari mana sumber pangan mereka berasal.
Pengembangan Kebon Telaga merupakan proyek ambisius yang diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi langsung bagi desa. Tujuan jangka panjang dari inisiatif ini adalah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) secara signifikan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, destinasi ini tidak dikelola oleh pihak swasta atau perorangan. Pengelolaannya dilakukan secara profesional dan kolektif di bawah naungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sukamulia.
BUMDes Sukamulia melihat Kebon Telaga sebagai salah satu unit usaha strategis yang paling potensial. Seluruh keuntungan yang didapat dari operasional wisata ini akan kembali masuk ke dalam kas desa. Dana tersebut kemudian dapat digunakan kembali untuk program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat lainnya.
Pembangunan fasilitas wisata ini menunjukkan komitmen serius dari pemerintah desa untuk menciptakan kemandirian. Sebagian anggaran yang berasal dari Dana Desa (DD) telah digelontorkan secara bertahap untuk membangun tempat ini dari awal.
Investasi menggunakan Dana Desa ini adalah sebuah pilihan sadar untuk menciptakan aset produktif. Desa Sukamulia membuktikan bahwa Dana Desa tidak hanya bisa habis untuk infrastruktur fisik, tetapi juga dapat diinvestasikan untuk menciptakan sumber ekonomi baru yang berkelanjutan.
Kualitas air di Kebon Telaga menjadi salah satu keunggulan utama yang ditawarkan. Kejernihan dan kesegaran air di setiap kolam renang sangat terjamin dan bebas kaporit.
Pasokan air ini bersumber langsung dari mata air alami yang melimpah. Lokasi mata air tersebut berjarak hanya sekitar 100 meter dari kawasan wisata, sehingga aliran air tetap terjaga.
Fasilitas penunjang untuk kenyamanan pengunjung pun telah dibangun secara memadai. Berbagai gazebo atau berugak khas Lombok didirikan di beberapa titik. Gazebo ini dapat digunakan pengunjung untuk bersantai, beristirahat, dan menikmati bekal makanan.
Tersedia pula tempat ibadah (musala) yang bersih dan representatif. Di area kolam renang, wahana pendukung seperti perosotan ditambahkan untuk menambah keceriaan anak-anak.
Seluruh fasilitas agrowisata dan rekreasi air ini dapat dinikmati dengan harga tiket yang sangat terjangkau. Pengunjung hanya dikenakan tiket masuk sebesar Rp 2.000 per orang.
Harga tiket yang ekonomis ini sudah mencakup hampir semua fasilitas, termasuk berenang sepuasnya dan akses ke green house. Hanya wahana perahu bebek yang dikenakan biaya tambahan terpisah, yakni sebesar Rp 5.000 untuk satu kali putaran.
Kombinasi antara harga yang sangat murah dan fasilitas lengkap yang ditawarkan terbukti menjadi formula sukses. Kebon Telaga dengan cepat menjadi destinasi favorit bagi warga sekitar.
Puncak keramaian terjadi terutama saat akhir pekan. Pada hari Sabtu dan Minggu, destinasi ini dipenuhi oleh rombongan keluarga dan anak-anak yang sedang libur sekolah.
Menurut keterangan pengelola, pada akhir pekan yang ramai, pendapatan kotor bisa mencapai satu hingga dua juta rupiah per hari. Angka ini menunjukkan tingginya antusiasme pasar lokal terhadap kehadiran destinasi rekreasi yang terjangkau.
Meskipun demikian, pengelola BUMDes mengakui bahwa masih terdapat tantangan besar yang harus dihadapi. Popularitas Kebon Telaga saat ini masih sangat bersifat lokal dan belum dikenal luas oleh masyarakat di luar desa.
Kunjungan wisatawan saat ini masih didominasi oleh masyarakat dari lingkungan sekitar Kecamatan Sukamulia. Dominasi pasar lokal ini diidentifikasi akibat dua faktor utama yang saling berkaitan.
Faktor pertama adalah kurangnya upaya promosi yang masif. Pemasaran, baik secara digital melalui media sosial maupun secara konvensional, diakui belum digarap secara optimal untuk menjangkau wisatawan dari luar Lombok Timur.
Faktor kedua adalah kondisi akses jalan menuju lokasi yang masih perlu ditingkatkan. Akses yang masih belum sepenuhnya memadai menjadi kendala bagi pengunjung dari luar desa yang mungkin ragu untuk datang.
Walaupun menghadapi tantangan promosi dan infrastruktur, pihak pengelola tetap optimistis. Mereka yakin destinasi BUMDes ini akan semakin ramai di masa depan.
Keyakinan ini didasari oleh proses pembangunan yang masih terus berjalan. Beberapa fasilitas penunjang esensial saat ini masih dalam tahap pengerjaan dan penyempurnaan.
Pengelola percaya, setelah semua fasilitas tersebut rampung seratus persen, Kebon Telaga akan ramai dengan sendirinya. Kualitas produk wisata dan pengalaman positif pengunjung diharapkan akan menjadi alat promosi dari mulut ke mulut yang paling efektif.
Optimisme ini selaras dengan testimoni positif dari para pengunjung yang telah datang. Mayoritas dari mereka mengaku betah berlama-lama menghabiskan waktu di Kebon Telaga.
Alasan utamanya adalah suasana yang ditawarkan oleh destinasi ini. Berada dekat dan menyatu dengan hamparan persawahan hijau, suasana yang dirasakan sangat nyaman dan menenangkan.
Destinasi ini jauh dari polusi suara dan kebisingan lalu lintas perkotaan. Hal ini menjadikannya tempat yang sangat ideal untuk bersantai, berkumpul bersama keluarga, atau berenang sembari melepas penat.
Wisata Kebon Telaga adalah contoh nyata dari inovasi desa yang berhasil. Desa Sukamulia mampu menciptakan sebuah destinasi yang multifungsi.
Tempat ini bukan hanya sekadar kolam renang biasa yang mengejar keuntungan semata. Ia adalah ruang rekreasi publik yang terjangkau, ruang edukasi pertanian bagi generasi muda, sekaligus instrumen nyata untuk program ketahanan pangan desa.
Pengelolaan langsung oleh BUMDes memastikan bahwa manfaat ekonomi dari keramaian wisata dapat kembali dirasakan oleh masyarakat. Ini adalah wujud nyata dari pembangunan desa yang partisipatif dan berkelanjutan.
