Para penggerak PKK di Desa Durian mengelola potensi desa, hutan mangrove dan pantai, menjadi destinasi wisata. Pada 2018, mereka melakukan penataan ruang, pembenahan, perawatan, hingga promosi. Meski masih minim fasilitas, objek wisata hutan mangrove Desa Durian mulai dikenal masyarakat luas. Mereka berharap terobosan ini mampu meningkatkan perekonomian mayarakat, sekaligus menjadi sektor penyumbang pendapatan asli desa (PADes).

Desa Durian terletak di Kecamatan Padangcermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Desa Durian memiliki banyak potensi yang kurang dimanfaatkan oleh warga. Para penggerak PKK mengambil peran untuk memanfaatkan potensi desa untuk mewujudkan keluarga sejahtera. Mereka aktif memotivasi dan menggerakan masyarakat untuk mengelola hutan mangrove sebagai destinasi wisata desa.

Nama InovasiWisata Hutan Manggrove dan Pantai Desa Durian
InovatorPKK Desa Durian
AlamatDesa Durian, Kecamatan Padangcermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung
Kontak Person
  • Siti Hapsah (Wakil Ketua PKK Desa Durian) – 085273362277
  • Fauzi (Kepala Desa Durian) – 085368384787
  • Kegiatan PKK Desa Durian untuk mengelola kawasan wisata mangrove meliputi dukungan manajemen, perawatan kawasan hutan mangrove dan pantai, dan mengenalkan objek wisata kepada masyarakat luas melalui media sosial.

    Saat musyawarah desa, PKK meyakinkan Pemerintah Desa Durian untuk mengelola hutan mangrove. Lalu, Pemerintah Desa Durian menindaklanjuti usulan itu dengan memfasilitas kesepakatan antara pemilik lahan dan PKK (sebagai pengelola wisata) untuk pengembangan wisata.

    Setelah itu, para penggerak PKK memulai untuk melakukan kegiatannya dengan membersihkan lahan kawasan wisata setiap hari libur. Mereka memperlebar jalan akses ke lokasi wisata untuk memudahkan para pengunjung.

    Berkat kerja keras PKK, masyarakat Kecamatan Padang Cermin tertarik untuk berkunjung ke tempat wisata Desa Durian. Bahkan, para pelancong dari kabupaten lain pun mulai tahu tempat tersebut. Semangat para penggerak PKK Desa Durian patut dicontoh. Ternyata tidak hanya kaum pria yang dapat mengelola kawasan wisata.

    Pendekatan inovasi dan kreativitas yang dilakukan di desa terbukti membawa dampak positif bagi perbaikan tata kelola desa. Hal itu menjadi wujud dari Gerakan Desa Membangun untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.