“Tidaklah lengkap kalau wisata ke Kabupaten Banyuwangi tanpa melihat Desa Kemiren” Kalimat di atas sangat pas diungkapkan jika traveling ke Banyuwangi tanpa mengunjungi Desa Kemiren. Desa Kemiren adalah icon yang mewakili suku asli Banyuwangi yaitu Suku Oseng.

Secara administratif Desa Kemiren masuk Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Secara historis-geneologis-sosiologis Desa Kemiren masih memperlihatkan tata kehidupan sosio-kultural Osing sehingga pada era kepemimpinan Gubernur Jawa Timur dijabat Basofi Sudirman, Desa Kemiren ditetapkan menjadi kawasan wisata Desa Adat Osing.

Nama InovasiDesa Wisata Kemiren
PengelolaPemerintah Desa Kemiren
AlamatJl. Perkebunan Kalibendo No. 238, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Penanggung JawabLilik Yuliati (Kepala Desa Kemiren)
Kontak(0333) 410422
E-mailkantordesakemiren@gmail.com
Websitehttp://kemiren.com

Lokasi Desa Kemiren sangat strategis karena berada di jalur kawasan wisata Kawah Ijen. Desa ini memiliki luas 117.052 m2 memanjang hingga 3 km yang di kedua sisinya dibatasi oleh dua sungai, yaitu Sungai Gulung dan Sungai Sobo yang mengalir dari barat ke arah timur.

Wilayah desa dibelah oleh jalan aspal selebar 5 meter yang menghubungkan desa ini dengan Kota Banyuwangi di sisi timur dan pemandian Tamansuruh dan ke perkebunan Kalibendo di sebelah barat.

Untuk menempuh pendidikan sekolah menengah, penduduk Desa Kemiren harus menempuhnya di luar desa, yaitu di ibukota kecamatan yang berjarak 2 km atau ke Kota Banyuwangi yang berjarak 5 Km. Dalam perkembangannya,

Berkat dukungan dan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Desa Kemiren mampu mengembangkan wisata desa dipadu dengan budaya. Inovasi ini mampu meningkatkan pendapatan asli desa sekaligus taraf hidup masyarakat desa.

Dalam waktu singkat, kunjungan wisatawan domestik melonjak 161 prosen. Pada 2010, misalnya, tercatat 651.500 wisatawan berkunjung. Pada 2015, jumlahnya menjadi 1,7 juta wisatawan. Hal yang sama terjadi pada kunjungan wisatawan mancanegara yang meningkat 210 prosen.

Tata kelola Desa Adat Kemiren dilakukan secara swakelola, diolah dan dimanagerial, oleh pemangku adat setempat dengan didukung penuh oleh masyarakat.

Pelayanan yang diberikan secara langsung difasilitasi oleh masyarakat, mulai dari penginapan, makan, tamu akan dilayani langsung oleh masyarakat, menginap di rumah masyarakat, makan di rumah masyarakat, makanan khas yang disajikan adalah makanan yang sehari-hari dioleh oleh masyarakat, agar tamu benar-benar merasakan gaya hidup dan budaya keseharian masyarakat Oseng.

Dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, merupakan managerial yang mungkin agak sulit diimplementasikan di daerah lain. Namun, masyarakat Desa Kemiran hal itu bukanlah hal yang aneh karena mereka bangga dengan desa adatnya.

Indonesia merupakan gudang desa adat, banyak potensi yang belum terolah dan ter-expose, seharusnya sudah terbaca sebagai potensi yang bisa menggeliatkan ekonomi masyarakat. Mari belajar dari Desa Kemiren sudah banyak wisatawan asing maupun lokal dari provinsi lain yang belajar untuk mengelola desa adatnya menjadi desa desa potensial.

Dengan Budaya, masyarakat akan terlibat, pemuda akan terlibat, pemerintah akan terlibat, adanya regenerasi menjaga warisan leluhur budaya asset bangsa, adanya kearifan lokal yang terjaga, adanya geliat ekonomi baik langsung maupun tidak langsung. Dengan budaya akan banyak hal yang bisa berimpact langsung dengan masyarakat.

Hal yang paling penting dalam menjaga budaya atau adat desa adalah dengan regenerasi, Dan hal yang paling menggembirakan dari beberapa desa yang mempunyai lokasi wisata di Banyuwangi adalah secara otomatis akan mempromosikan desa wisata/adat lainnya.