Presiden Joko Widodo telah menggagas pelaksanaan Program Padat Karya Tunai (PKT) untuk meningkatkan daya beli masyarakat desa. Setidaknya 30% Dana Desa akan diperuntukkan sebagai upah tenaga kerja sehingga diharapkan tidak hanya menjawab kebutuhan dasar masyarakat desa, namun juga membantu mengurangi pengangguran dan mencegah urbanisasi. Salah satu yang telah melakukan ini adalah Desa Malinau.
Nama inovasi | : | Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan JUT |
Pengelola | : | Pemerintah Desa |
Lokasi/alamat | : | Desa Malinau Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel) |
Contact person | : | Andi Allen (Tenaga Ahli/Pendamping Kabupaten HSS) |
Telepon/HP/email | : | +62 852 4820 5683 |
Desa Malinau terletak di Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan. Desa ini telah membangun jalan usaha (JUT) dengan pola PKT. Pada salah satu ruas JUT yang sedang dibangun, tampak puluhan orang ikut bekerja di sana. Sekelompok ibu-ibu tampak mengambil batu-batu dari sungai. Sedangkan kaum lelakinya, sebagian mengaduk semen dan batu dengan mesin, kemudian dibawa kelompok lain ke bagian jalan yang dicor atau diperkeras dengan semen. Air dari parit dibawa dengan cara estafet. Jumlah yang bekerja untuk membangun JUT sepanjang 300 meter dan lebar 1 m sekitar 70 orang. Penduduk desa itu sendiri berjumlah sekitar 700 jiwa dengan KK sebanyak 200-an. Menurut informasi, jumlahnya pernah mencapai 135 orang pada pekerjaan lain.
JUT ini menghubungkan pusat desa dengan dengan kebun-kebun karet penduduk. Dari anggaran 40-an juta, diantaranya 15-20 juta rupiah untuk upah. Warga yang ingin ikut bekerja, akan datang dan mendaftar pada saat pekerjaan mulai dilakukan. Pada hari itu, sejumlah perempuan juga ikut bekerja mengangkat batu-batu dari sungai yang ada di sana. Selain mendapat makan siang, juga memperoleh upah antara Rp 75-100 ribu per hari. Besarannya tergantung jenis pekerjaan yang dilakukan dan jumlah warga yang terlibat. Bagi penduduk, ini sangat membantu, lebih-lebih ketika harga karet tidak stabil seperti sekarang ini. Pekerjaan fisik untuk satu kegiatan atau proyek pembangunan dIupayakan selesai dalam 2 hari. Untuk keperluan pembangunan infrastruktur jalan ini, desa juga sudah memiliki 2 unit mesin pengaduk semen yang juga dibeli dengan dana desa sehingga sudah tidak perlu menyewa atau meminjam lagi.
Perjalanan menuju Desa Malinau sekitar satu setengah jam perjalanan dari Kandangan, ibukota Kabupaten HSS atau total 5 jam perjalanan dari Banjarmasin. Dari kantor desa ke lokasi pembangunan, harus menggunakan motor karena jalannya yang sempit, berliku dan mendaki. Sebelumnya petani harus menbawa karet dan hasil usaha tani lainnya dengan berjalan kaki, kadang tidak bisa dilalui karena jalannya penuh lumpur. Sekitar dua jam perjalanan dari desa ini, kita bisa langsung ke Batulicin, ibukota Kabupaten Tanah Bumi.
Bagi yang menyukai tantangan, bisa beranjang-wisata ke hutan dan bebukitan yang ada di sekitar Desa Malinau. Tanaman anggrek banyak tumbuh, baik di pohon-pohon besar yang sudah mati maupun yang sengaja ditanam pada media tumbuh berupa sabut kelapa atau arang kayu. Sungai yang mengalir di sana, bisa digunakan untuk bamboo-rafting atau balantingan.*****
Mantap pelaksanaan Padat Karyanya.., benar2 melibatkan banyak masyarakat dalam bekerja..