Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur, sukses menyelenggarakan festival untuk mempromosikan pelayanan inklusi, yaitu pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Mereka mampu menggaet minat para pihak untuk lebih perduli pada keberlanjutan pelayanan pendidikan bagi ABK. Hasil inovasi ini adalah kegiatan pelayanan untuk ABK bisa masuk dalam RKP Desa. Para ABK mendapat dukungan beasiswa dari sejumlah pihak.

Kecamatan Montong Gading memiliki puluhan ABK. Pada 2010, teridentifikasi sebanyak 26 anak. Selama ini, pelayanan untuk ABK difasilitasi oleh program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) berupa beasiswa dan transportasi (ojek) ke sekolah. Sejumlah pihak memandang, perlu upaya melanjutkan pelayanan pendidikan bagi ABK setelah dukungan program GSC berakhir.

Nama InovasiFestival Pelayanan Inklusi
PengelolaPemerintah Kecamatan Montong Gading
AlamatKecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat

Warga melakukan diskusi dengan berbagai pihak untuk mendapat pendanaan bagi keberlajutan pelayanan pendidikan ABK. Mereka berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Montong Gading. Wujudnya adalah gagasan untuk memanfaatkan ajang festival program sebagai ruang untuk mempromosikan kegiatan serta hasil-hasil pelayanan pendidikan pada ABK selama ini.

Setelah disetujui, warga dan pemerintah kecamatan mengundang pihak terkait, yaitu UPTD Pendidikan di kantor kecamatan untuk melakukan sosialisasi dan memperoleh arahan. Rencana festival terus dimatangkan dengan mengundang sejumlah pihak untuk menentukan kepanitiaan, konsep, dan tempat acara.

Kepanitiaan dibentuk, meliputi ketua panitia, seksi umum, dan seksi promosi, dan seksi acara. Sekretaris camat terpilih menjadi ketua panitia.

Festival digelar satu hari penuh di alam terbuka, yakni di salah satu tempat wisata di Montong Gading. Tujuannya agar dapat dinikmati dan dihadiri sebanyak-banyaknya masyarakat. Stand pameran bagi setiap desa untuk mempromosikan
kegiatan yang telah dilaksanakan dan rencana ke depan. ABK berprestasi hadir dalam festival.

Panitia menyelenggarakan aneka lomba untuk anak, seperti lomba mewarnai. Lomba mewarnai diikuti oleh 100 anak. Para orangtua dan kader desa mengikuti lomba memasak. Tercatat kader desa dari enam desa memeriahkan lomba memasak. Kemeriahan festival bertambah dengan hiburan dan penampilan ABK berprestasi.

Festival berlangsung meriah karena waktunya tepat, yaitu sebelum RKP Desa ditetapkan. Secara ringkas, festival dimulai dengan pembukaan, lomba-lomba, dan meninjau stand pameran. Panitia mengundang sponsor, yaitu Telkomsel, BNI, Yamaha, Navaza, dan Restu Komputer.

Panitia mengatur daftar undangan dan distribusinya. Mereka adalah penggerak PKK kabupaten, BPMPD kabupaten, Kapolsek, Babinsa, tokoh masyarakat, pimpinan BNI dan sponsor lain, kader Posyandu se-kecamatan, PKK se-kecamatan, penyedia layanan pendidikan dan kesehatan, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), kader desa, TPMD, pelaksana kegiatan, sasaran dan penerima manfaat, dan PAUD se-kecamatan.

Kerja keras panitia dan pihak pendukung terbayar lunas dengan kesuksesan acara. Hal itu terdukung dengan kekompakan setiap seksi dalam menyiapkan materi dan kebutuhan untuk festival. Mereka menyurvei tempat acara, melakukan gladi resik, dan menyajikan festival yang mengesankan..

Festival menghasilkan empat hal. Pertama, masuknya sejumlah kegiatan pelayanan ABK khususnya, dan kegiatan Pelayanan Sosial Dasar (PSD) pada umumnya, dalam RKP 2017 Desa Pringgo Jurang dan Pringgo Jurang Utara, meskipun saat itu Peraturan Daerah belum diterbitkan. Kedua, dukungan pendanaan (beasiswa) dari SDLB. Ketiga, tumbuhnya keperdualian dari para supir ojek yang mengatar ABK ke sekolah, termasuk pembentukan kelompok ojek untuk ABK. Keempat, tumbuhnya inisiatif baru bagi keberlanjutan kegiatan PSD dan pelayanan ABK

Semua pihak patut berbangga hati, festival yang bertujuannya adalah menggaet investor untuk melanjutkan pelayanan pendidikan bagi ABK memberikan hasil baik. Melihat ke belakang, terbayang bagaimana mengumpulkan pendanaan. Pendanaan dari DOK Capacity Building dari program GSC, swadaya masyarakat, dan sponsor yang menyediakan baju panitia, umbul-umbul, piala, air minum, tanda pengenal, dan biaya distribusi.

Ke depan, diperlukan komitmen waktu dan pemikiran para pihak dalam proses perencanaan dan persiapan festival. Selain itu, perlu komitmen tindak lanjut dari para pihak untuk merealisasikan inisiatif baru yang terlahir dari festival. Komitmen lainnya adalah komitmen untuk melanjutkan inisiatif promosi serta upaya menggaet investasi bagi keberlanjutan pelayanan ABK khsususnya dan kegiatan PSD pada umumnya.

Festival promosi pelayanan inklusi memberikan tiga manfaat. Pertama, mempromosikan kegiatan pelayanan bagi ABK di Montong Gading. Kedua, menyosialisasikan pentingnya keberlanjutan pelayanan bagi ABK. Ketiga, menumbuhkan keperdulian para pihak untuk turut berkontribusi dalam keberlanjutan pelayanan bagi ABK.

Selamat, pujian ini untuk pelaku inovasi yang sukses menyelanggarakan festival. Mereka adalah kader atau warga desa, staf kecamatan, UPTD Pendidikan, dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).