“Pembangunan rabat jalan desa sangat berfaedah bagi peningkatan penghasilan keluarga kami karena akses jalan menuju warung saya yang semula sering terkena banjir, sekarang menjadi lebih baik. Pembeli makin banyak dan usaha makin lancar. Usaha suami saya pun menjadi lebih baik karena dapat mengirim kambing ke pasar lebih lancar dan hasil usaha lebih meningkat.”
Demikian komentar salah seorang penduduk Desa Walahar bernama Ibu Teti, yang sehari-hari menjadi penjual nasi di pinggiran jalan desa yang dirabat beton dengan menggunakan Dana Desa.
Desa Walahar merupakan salah satu desa di Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Lokasi Desa Walahar terletak di wilayah timur Kabupaten Karawang. Desa ini mempunyai objek wisata Bendungan Walahar, yang juga berfungsi sebagai tempat untuk menopang derasnya aliran air Sungai Citarum.
Bendungan ini merupakan sarana vital dan penting untuk mengatur debit air dan mengairi area persawahan seluas kurang lebih 87.507 Ha. Bendungan Walahar dibangun pada masa kolonial pemerintahan Belanda dan mulai digunakan sejak tanggal 30 November 1925. Selain untuk mengairi area persawahan, Bendungan ini juga membentuk waduk seluas 15 Ha.
Lokasi bendungan berbatasan dengan Desa Gintungkerta di sebelah Utara, Desa Anggadita di sebelah Barat, Desa Kutapohaci di sebelah selatan, dan Desa Cimahi di sebelah Timur.
Desa Walahar pada tahun 2017 mendapatkan alokasi dana desa sebesar 842 juta rupiah. Pemerintah desa setempat menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas kegiatan yang dibiayai dari dana desa. Salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Rabat Jalan Desa sepanjang 1.972 m yang tersebar pada 20 titik.
Sebagian dana desa juga dialokasikan untuk pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) guna memperkuat permodalan BUMDes tersebut sehingga diharapkan BUMDes dapat berkembang usahanya.
Keberhasilan penggunaan dana desa tak lepas dari partisipasi masyarakat sejak kegiatan tersebut direncanakan. Sebagaimana diceritakan oleh Ketua RT.02/RW 07 di wilayah Dusun Walahar II, dia mengajukan permohonan pembangunan drainase dan pembukaan jalan melalui Musrenbang tahun yang lalu. Melalui
dana desa, usulan tersebut akhirnya dapat terwujud.
Dia sangat berterima kasih dengan adanya jalan yang dibangun melalui dana desa sehingga akses jalan menjadi lebih lancar. Usaha kontrakan rumah tinggal bagi pegawai Industri yang semula kurang peminat, dengan dibukanya akses jalan tersebut menjadi banyak peminat karena akses jalan menjadi lebih mudah.
Dengan terbangunnya akses jalan yang bagus juga menaikkan nilai tanah dari semula seharga Rp.300.000,-/m2 meningkat menjadi Rp. 700.000,-/m2. Selain itu, pembangunan jalan yang diiringi dengan pembangunan drainase membuat aliran air menjadi lancar menuju pembuangan sehingga menghindari banjir seperti yang selama ini terjadi.
Kepala Desa Walahar mengatakan bahwa pembangunan jalan alternatif menuju destinasi wisata Bendungan Walahar memberi dampak positif bagi pengembangan wisata Bendungan Walahar yang merupakan salah satu destinasi wisata bagi penduduk Karawang dan sekitarnya.
Kunjungan wisatawan ke kawasan ini meningkat dan dampaknya penghasilan penduduk sekitar juga ikut meningkat. Selain itu pembangunan rabat jalan dengan menggunakan dana desa, menurut Kepala Desa Walahar, menghindarkan akses jalan tersebut dari genangan banjir saat musim hujan.
Waktu dan jarak perjalanan pun dapat dipangkas menjadi lebih singkat karena jarak menuju lokasi wisata tersebut semula kurang lebih 1,5 km, setelah dibangun jalan alternatif menjadi 600 m.
Desa Walahar merupakan salah satu desa di mana banyak terdapat daerah Industri. Banyaknya daerah industri tersebut menjadi peluang peningkatan pendapatan penduduk sekitar karena dalam suatu produk industri pasti terdapat limbah industri yang dapat dimanfaatkan.
Limbah berupa palet, plastik dan drum-drum kemasan kimia dapat dijual secara langsung atau diolah lagi menjadi barang yang mempunya nilai tambah. Pengolahan limbah ini juga dapat ditangkap sebagai peluang usaha bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Potensi pendapatan bagi BUMDes juga berasal dari pengelolaan sumber daya alam yang berada di kawasan Bendungan Walahar. Waduk di kawasan ini banyak ditumbuhi Eceng Gondok. Penduduk desa Walahar menciptakan banyak inovasi kerajinan tangan yang dibuat dari bahan dasar limbah eceng gondok ini.
Produk kerajinan yang berhasil dibuat antara lain berupa Paper Bag, Tas dan Topi. Produk ini merupakan produk andalan dari BUMDes Walahar yang sebagian permodalannya bersumber dari Dana Desa dan bantuan dari perusahaan sekitar, seperti PT. Pupuk Kujang.
Produk kerajinan dari eceng gondok ini amat diminati dan mempunyai potensi pasar yang sangat luas, termasuk pasar internasional seperti dari Jepang. Kualitas produk kerajinan masih terus dikembangkan dengan terus melakukan pelatihan terhadap para pengrajin.
Meskipun Produk BUMDes Desa Walahar baru berupa usaha penampungan limbah Industri dan pengelolaan limbah eceng gondok, namun usaha ini sudah mulai menghasilkan pendapatan ke Kas Desa sebesar 16 juta rupiah per bulan. Pendapatan dari BUMNDes tersebut sebagian dipergunakan untuk biaya operasional Desa berupa biaya pemeliharaan empat kendaraan dinas.
Penggunaan Dana Desa di Desa Walahar, telah membawa dampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Walahar. Peningkatan kesejahteraan ini secara tidak langsung didapatkan dari perbaikan infrastruktur yang berasal dari dana desa sehingga mempermudah akses dan aktivitas ekonomi masyarakat.
Sedangkan manfaat langsung yang dirasakan masyarakat dari penggunaan dana desa didapatkan dari usaha kerajinan eceng gondok yang dikelola dan dikoordinir oleh BUMDes setempat.
Bahwa keberhasilan penggunaan dana desa tak lepas dari partisipasi masyarakat sejak kegiatan tersebut direncanakan. Demikian kisah ini menjadi kesuksesan di Desa Walahar.
Pembangunan jalan alternatif menuju destinasi wisata Bendungan Walahar benar-benar memberi dampak positif bagi peningkatan taraf kehidupan masyarakat setempat. Prioritas pembangunan itu tentu saja buah dari perencanaan dan partisipasi masyarakat yang terbentuk dengan apik.