Desa Tolongio berada Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara. Desa ini dihuni oleh 1.747 jiwa. Sektor peternakan, khususnya sapi, menjadi potensi desa yang cukup besar. Ada 72 Kepala Keluarga yang bergerak di sektor peternakan sapi. Mereka terhimpun dalam lima kelompok petani ternak. Bila di rata-rata populasi sapi di Desa Tolongio 2 ekor per KK.
Untuk sektor peternakan, perkembangannya diarahkan tak sekadar untuk pemenuhan pangan (susu dan daging), namun juga pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi sebuah produk usaha (agribusiness product) yang mampu memberikan nilai tambah bagi peternak.
Nama Inovasi | Pengolahan Limbah Kotoran Sapi Jadi Pupuk Cair Organik |
Pengelola | Universitas Negeri Gorontalo |
Lokasi Program | Desa Tolongio, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo |
Kontak | Wawan K. Tolinggi, SP, M.Si |
Salah satu produk pengolahan limbah sapi yang memiliki potensi ekonomi cukup tinggi adalah pupuk cair organik. Kotoran sapi merupakan salah satu bahan potensial untuk pembuatan pupuk cair organik. Tren kebutuhan pasar akan pupuk organik akan terus meningkat karena produk organik rasanya lebih enak, lebih sehat, dan ramah lingkungan.
Secara matematis, satu ekor sapi setiap harinya menghasilkan kotoran berkisar 8-10 kg atau 2,6-3.6 ton per tahun. Kotoran itu dapat diolah menjadi 1,5-2 ton pupuk organik. Keberadaan pupuk organik akan mengurangi penggunaan pupuk anorganik, terlebih hampir semua peternak juga berprofesi sebagai petani.
Potensi di atas dapat dirasakan sebagai berkah oleh peternak bila mereka mampu mengolah kotoran ternak secara benar. Limbah peternakan tidak lagi menjadi beban, justru menjadi hasil ikutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, bahkan bila mungkin setara dengan nilai ekonomi produk utama, yakni daging.
Untuk itu, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) melalui Program KKS-Pengabdian memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi petani dan peternak untuk mengelola potensi kotoran sapi. Program KKS-Pengabdian melatih para petani-peternak di Desa Tolongio untuk mengolah limbah kotoran sapi menjadi produk agribisnis (bernilai ekonomis), yaitu produk pupuk cair organik. .
Pupuk cair organik akan menjadi penghasilan baru pagi masyarakat Desa Tolongio. Setiap satu ekor sapi dapat menghasilkan pupuk cair organik sebanyak 5 liter. Biaya produksi yang dibutuhkan sekitar Rp 7.330/liter, lalu harga jual pupuk cair sekitar Rp 10.000/liter. Jadi, produk pupuk cair dapat memberikan keuntungan Rp 2.670/ltr atau Rp 13.350/ekor/hari atau Rp 400.500/ekor/bulan.
Bila rata-rata peternak Desa Tolongio memiliki 2 ekor sapi, maka mereka akan mendapat tambahan keuntungan sebesar Rp 801.000 perbulan dari usaha produksi pupuk cair organik.
Pelatihan pembuatan pupuk organik diharapkan menjadi cikal bakal pembuatan industri pupuk organik Desa Tolongio. Pengelola bisnis bisa dilakukan oleh BUM Desa Desa Tolongio yang sudah dibentuk pada 2017. PT Marolis Gorontalo akan menjadi perusahaan mitra yang memasarkan produk olahan limbah kotoran sapi ini.