Tambirejo merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Luasnya mencapai 545,635 Ha, sebagian besar merupakan areal persawahan, dengan penduduk sejumlah 8.667 jiwa. Berdasarkan penuturan masyarakat desa, nama Desa Tambirejo memiliki arti sebuah tempat yang nyaman sebagai tempat tinggal warganya untuk dapat hidup makmur.

Untuk mencapai kehidupan yang makmur ini, tentu diperlukan usaha. Penduduk Desa Tambirejo sebagian besar bekerja di bidang pertanian, sedangkan sebagian lainnya bergerak di bidang lain seperti wiraswasta maupun jasa. Produk unggulan Desa Tambirejo dari usaha pertanian dan hortikultura berupa jagung, kedelai, padi, bawang merah, melon, dan sawi. Sedangkan dari industri pengolahan pangan, yang diunggulkan adalah produk sale pisang.

Dari total pendapatan Desa Tambirejo senilai Rp3,48 milliar, terdapat komponen Dana Desa senilai Rp843 juta (24%). Dalam rangka transparansi, sejak tahun 2015 Desa Tambirejo telah membuat infografis APBDesa yang dipasang di balai desa.

Dengan melihat infografis tersebut, masyarakat bisa mengetahui anggaran pendapatan dan belanja Pemerintah Desa Tambirejo setiap tahunnya dan kegiatan apa saja yang didanai dari APBDesa pada tahun berkenaan. Dengan transparansi, diharapkan masyarakat dapat ikut mengawasi pelaksanaan program sehingga berjalan sesuai prosedur sekaligus dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Sebelum ditetapkannya aturan tentang Dana Desa, pembangunan infrastruktur Desa Tambirejo sangat bergantung pada Pendapatan Asli Desa. Hadirnya Dana Desa yang diprioritaskan untuk pembangunan sangat membantu dalam kemajuan pembangunan infrastruktur di Desa Tambirejo.

Infrastruktur yang harus dibenahi di Desa Tambirejo saat ini masih cukup banyak, tetapi kondisi ini tidak menyurutkan langkah Kepala Desa untuk terus mengupayakan perbaikan. Dengan dukungan seluruh perangkat desa dan masyarakat, semua program prioritas pembangunan infrastruktur desa ditargetkan untuk bisa dilaksanakan secara maksimal.

Berdasarkan diskusi dengan tokoh masyarakat dan perangkat desa, disimpulkan bahwa jika hanya mengandalkan dana desa maka pembangunan infrastruktur belum bisa mencakup seluruh wilayah. Sebagai contoh, dengan alokasi dana Rp25 juta, jika digunakan untuk membangun rambat jalan maka hasilnya tidak bisa merata ke semua RT. Maka dicarilah solusi agar pembangunan bisa berjalan dengan optimal dan merata bagi seluruh masyarakat Desa Tambirejo.

Berita tentang rencana pembangunan infrastruktur seperti jalan dan talud dibagikan di media sosial. Tautannya juga dibagikan ke warga desa Tambirejo yang sedang merantau dan/atau sudah sukses di daerah lain. Komunikasi juga terus dijalin melalui berbagai pertemuan dengan pengurus dari tingkat RT sampai Kepala Dusun, agar rencana pembangunan benar-benar termonitor.

Ternyata kecepatan pergerakan melalui jaringan media sosial tersebut terbukti membawa hasil. Mengetahui desa tanah kelahirannya sedang membangun, sejumlah warga yang merantau tergerak untuk berpartisipasi mendukung pembangunan dalam rangka menyukseskan Grobogan HEBAT. Ada yang memberikan sumbangan berupa uang, ada pula yang berpartisipasi dalam bentuk material.

Dengan dukungan dari masyarakat asal Desa Tambirejo di mana pun berada, Dana Desa bisa menjadi awalan agar semua rencana pembangunan infrastruktur bisa dijalankan sampai ke seluruh dusun dan RT. Bisa disimpulkan dengan adanya pancingan Dana Desa untuk membangun, warga desa yang sudah merantau tidak lupa untuk ikut membangun desanya. Kemakmuran sebagaimana tercermin pada penamaan desa ini pun terwujud.

Di samping pengelolaan dana desa yang transparan dan efektif serta inovasi pemanfaatan jejaring sosial, Desa Tambirejo memiliki prestasi yang cukup membanggakan. Di antaranya, desa ini menjadi Juara II Tingkat Nasional dalam Lomba Kelompok Ternak Sapi Tahun 2009, Juara I Desa Terbaik dalam Pengelolaan Kearsipan Tahun 2017 tingkat Kabupaten Grobogan, dan Juara Harapan I Desa Terbaik dalam Pengelolaan Kearsipan Tahun 2017 Tingkat Nasional.

Kendati dimaksudkan sebagai wujud perhatian pemerintah terhadap rakyatnya, Dana Desa seharusnya bukan menjadi sumber pendapatan utama desa, khususnya seiring dengan berjalannya waktu. Dana Desa lebih berperan sebagai stimulus yang menggerakkan partisipasi warga dalam membangun, agar terwujud desa yang mandiri.

Desa Tambirejo mengejawantahkan partisipasi warga ke level yang lebih tinggi, yaitu bukan hanya menggerakkan warga di desa tersebut untuk turut mengerjakan proyek pembangunan yang dibiayai oleh Dana Desa. Lebih jauh lagi, Desa Tambirejo menekankan pada transparansi penggunaan Dana Desa, dengan memanfaatkan media sosial.

Pengurus desa aktif menyebarluaskan kabar terkait kegiatan desa, termasuk pembangunan yang sedang berjalan. Berawal dari media sosial, warga desa yang merantau atau sukses di daerah lain pun kemudian tertarik untuk memberikan tambahan bantuan baik berupa barang maupun uang.

Di sinilah peran Dana Desa semakin nyata sebagai stimulus perekonomian desa. Tentunya, bantuan yang diperoleh dari mana pun asalnya tetap dikelola tanpa mengesampingkan transparansi dan akuntabilitas.