Ende! Kau bukan sekadar kota tua Flores Nusa Bunga! Dari rahimmu Bung Karno mereguk air murni dari alam. Menyusu di dada semesta, menimba ilham untuk bangsa. Menenun hari dengan olah-batin dan budi memikir dasar negara. Fondasi kokoh agar bangsa tetap jaya (Bung Karno dan Ende, Valens Daki-Soo)
Nggumbelaka. Satu desa di Kecamatan Lepembusu Kelisoke, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Persisnya terletak di utara Kota Ende. Tempat Soekarno diasingkan. Merenung dalam hingga menghasilkan lima sila. Desa Nggumbelaka termasuk wilayah pegunungan. Dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, luas desa ini hanya 6,4% dari Kecamatan Lepembesu Kelisoke.
Menempuhnya, cukup mengendarai motor. Kondisi jalan yang kurang bagus disempurnakan letak desa yang berada didaerah perbukitan, maka waktu tempuh ke Desa Nggumbelaka lebih dari 1,5 jam dari pusat kota.
Posisi Desa Nggumbelaka berbukit-bukit. Hawanya dingin menusuk tulang, semilir anginnya semakin kencang mengibas rambut. Kian malam, desa ini kian sunyi. Hanya satu dua cahaya menyinari jalan. Sesekali tampak muda-mudi bercengkrama di depan rumahnya.
Sesuai topografinya, Desa Nggumbelaka fokus pada sektor perkebunan. Lahan-lahan kering dimanfaatkan untuk budidaya holtikultura atau sayur-sayuran. Kubis, tomat, cabe, sawi, wortel, dan kentang, menjadi produk desa yang diunggulkan. Namun seperti desa lainnya. Akses penghubung antar desa menjadi salah satu kendala yang juga dihadapi desa ini.
Tahun 2017 ini, Desa Nggumbelaka mendapat kehormatan untuk mengelola dana desa sebesar 743 juta. Dana tersebut kemudian didistribusikan untuk berbagai kegiatan pembangunan yang disepakati.
Dana Desa Nggumbelaka diprioritaskan untuk pembangunan deuker atau gorong-gorong penghubung Desa Peibenga dan Desa Wololele. Pembangunan deuker ini menjadi solusi atas akses penghubung desa yang menghambat pengangkutan hasil bumi Desa Nggumbelaka.
Selain infrastruktur, Desa Nggumbelaka juga menyalurkan dana desa untuk fasilitas pendidikan berupa pembangunan gedung PAUD Plus. Selain sekolah PAUD, gedung tersebut akan dioptimalkan juga untuk posyandu.
Selain itu, dana desa juga digunakan untuk membangun embung mini sebagai salah satu sarana pendukung pertanian warga desa. Bahkan pelatihan pembuatan pupuk organik juga dilaksanakan untuk menjadikan Desa Ngumbelaka sebagai sentra penghasil hortikultura berkualitas sewilayah Ende.
Kini, 447 jiwa warga Desa Nggumbelaka merasakan manfaat dari dana desa tersebut. Suatu hal yang mungkin tidak pernah tersirat dalam pikiran mereka dulu. Hingga kinipun mereka masih belum percaya. Negara memberikan kebebasan warganya mengelola anggaran yang sangat besar. Semoga, semakin deras dana desa mengalir, semakin sejahtera seluruh warga Indonesia.
Penggunaan Dana Desa yang tepat menjadi kunci sukses Desa Nggumbelaka meningkatkan kualitas kehidupan dan perekonomiannya. Pembangunan akses penghubung dan embung mini tentunya sangat bermanfaat bagi peningkatan sektor holtikultura yang menjadi potensi desa.