Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Harapan Indah menjalin hubungan dengan berbagai pihak untuk menjaring sumberdaya manusia dalam mendukung kegiatan belajar-mengajar. Sejak beroperasi pada 2006, PKBM Harapan Indah telah didukung oleh staf pengajar atau tutor dengan beragam bidang dari sekolah menengah kejuruan (SMK) hingga perguruan tinggi. Hasilnya, PKBM banyak mencetak lulusan yang siap kerja, diminati sektor usaha dan mandiri (memiliki usaha sendiri).
PKBM Harapan Indah merupakan lembaga pendidikan nonformal dan nonprofit. Lembaga ini berdiri pada 2006. Para siswa yang menimba ilmu di PKBM Harapan Indah tidak dikenakan biaya untuk mengikuti kelas-kelas keterampilan.
Nama Inovasi | Pengadaan Staf Pengajar |
Pengelola | PKBM Harapan Indah |
Alamat | Desa Lauwanu, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo |
Kontak | Haryanto Amrain (Kepala Desa BLauwanu) |
Telepon | +62-853-4091-6645 |
Ada empat pendidikan nonformal yang diselenggarakan di PKBM ini, yakni Kelompok belajar usaha, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan keaksaraan, dan Program kejar Paket A/B/C. Minat warga untuk belajar di PKBM semakin meningkat, terutama di kelompok belajar usaha yang menyediakan berbagai pendidikan keterampilan.
Seiring bertambahnya siswa, ragam keterampilan yang diminati siswa pun semakin bervariasi. Pengelola PKBM Harapan Indah menyadari sumberdaya manusia untuk mendukung pendidikan keterampilan di PKBM belum memadai sehingga perlu merekrut tenaga pengajar baru. Sayang, keinginan itu belum dapat dilakukan karena anggaran pendukung untuk tenaga pengajar sangat terbatas.
Lalu. pengelola PKBM menginformasikan kebutuhan tersebut kepada warga dalam forum musyawarah. Pengelola PKBM mencari informasi dan mengimpun data calon tutor, baik pendekatan personal, mencari informasi ke masyarakat hingga pihak lain, termasuk penilik
pendidikan luar sekolah (PLS) dan perguruan tinggi.
Pengelola PKBM menghubungi calon tutor satu-per satu melalui telepon untuk meminta kesediaan mereka mengajar. Bagi yang bersedia dimasukkan dalam daftar pendek (shortlist). PKBM kemudian memanggil satu per satu calon tutor dalam shortlist untuk lebih memastikan ketertarikan mereka sekaligus mengenalkan lingkungan tempat bekerja mereka nantinya, serta menjelaskan beberapa hal penting, seperti PKBM ini adalah non-profit, tidak menarik iuran/biaya pada siswa, pengelola PKBM hanya mencari tenaga lepas, besar honor tidak besar dan pihak pengelola meminta kesukarelaan para tutor: Rp 500 ribu per bulan untuk tutor biasa dan Rp 1 juta bagi tutor bersertifikat.
Tahap selanjutnya adalah membuat surat perjanjian atau kerja sama antara PKBM dengan calon tutor yang berminat. Pengelola PKBM senior memberikan orientasi kepada tutor baru, baik terkait perkembangan PKBM, siswa, workshop yang dikelola PKBM, termasuk pola umum kegiatan PKBM seperti (a) Mengumpulkan dan mengajak warga untuk mengikuti pelatihan keterampilan; (b) mendiskusikan jenis pembelajaran yang dibutuhkan warga; (c) membentuk kelompok belajar sesuai jenis keterampilan; (d) mencari tutor berdasarkan jenis keterampilan; (e) mengajukan proposal pembiayaan kepada Direktorat Pendidikan Non-Formal dan Informal (PNFI) dan sponsor; (f). melaksanakan program pembelajaran dan kursus keterampilan; (g) melakukan evaluasi hasil pembelajaran; (h) monitoring lulusan; dan (i) membuat laporan pertanggungjawaban kepada sponsor.
Langkah di atas menyebabkan paket pendidikan keterampilan yang ditawarkan PKBM semakin beragam, dari hanya tata rias dan merangkai bunga, bertambah menjadi tata boga, membuat kue, membuat kasur, menjahit, obras, pembuatan meubel, dan perbengkelan becak motor.
Selain itu, terbentuk beragam usaha di desa seperti jasa penjahit, bengkel las bentor, katering, kue, sentra pembuatan meubel dan kasur. Setidaknya ada 11 kelompok usaha yang telah didirikan oleh alumni PKBM.
Keberadaan PKBM juga membuat banyak warga yang dapat bekerja di perusahaan dan membuka usaha sendiri sehingga angka pengangguran relatif menurun. PKBM dapat menjadi sarana pemberdayaan masyarakat desa agar lebih kreatif, produktif dan menghasilkan barang bernilai ekonomi.
Sumber: Dokumen Pembelajaran Program Inovasi Desa