Desa Barabali, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, memiliki tanah yang luas dan subur. Namun angka drop-out sekolah anak cukup tinggi di Desa Barabali, khususnya Dusun Pondok Pande, karena alasan biaya. Untuk mengatasi masalah itu, Pemerintah Desa mencetuskan ide beternak kambing sebagai mata pencaharian dan tabungan pendidikan.
Sosialisasi dan pelatihan diberikan kepada warga, dan desa mengalokasikan dana untuk membeli bibit unggul untuk stimulan bagi warga. Hasilnya, Dusun Pondok Pande menjadi dusun rujukan terkait pengelolaan ternak kambing dan anak putus sekolah pun menjadi nol.
Nama Inovasi | Tabungan Pendidikan Lewat Program Ternak Kambing |
Pengelola | Pemerintah Desa Barabali |
Alamat | Desa Barabali, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat |
Kontak | Hidayatul F (Tim Inovasi Kabupaten Lombok Tengah) |
Telepon | +62-818-367-117 |
Website | http://barabali.desa.id |
Bagaimana caranya? Pada musyawarah Desa Barabali, pemerintah desa mengusung slogan “Ternak 1000 Kambing” sebagai program prioritas. Lalu, pemerintah desa secara terus-menerus menyosialisasikan manfaat beternak kambing dalam berbagai kesempatan pertemuan warga, termasuk resepsi pernikahan, majelis zikir, dan pertemuan warga lainnya.
Kepala Desa dan perangkat juga mendatangi dusun-dusun, hingga 23 dusun yang ada di desa tersebut mengikuti ajuran mengembangkan ternak kambing. Dusun yang paling antusias menyambut gagasan ini adalah Dusun Pondok Pande sehingga dusun ini dipilih sebagai dusun tematik ternak kambing.
Untuk merealisasikan gagasan itu, pada 2015, desa melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok peternak yang ada di tingkat dusun. Pada 2017, pemerintah desa menyediakan bantuan untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sebesar Rp 50 juta dalam APBDes untuk pengadaan bibit kambing jenis batangan.
Pembangunan kandang-kandang kolektif terus digalakkan karena populasi kambing yang relatif bertambah dari tahun ke tahun. Setiap Kepala Keluarga (KK) rata-rata memiliki 4-6 ekor kambing.
Jurus ampuh di atas tak lepas dari kejelian pemerintah desa dalam memahami budaya masyarakat desa. Selain bercocok tanam, warga Desa Barabali dikenal pandai beternak kambing. Desa Barabali juga telah memiliki pasar ternak tradisional sehingga memudahkan pemasaran ternak warga.
Pemerintah Desa Barabali mengenalkan kambing jenis tertentu yang memberi keuntungan lebih besar, tingkat reproduktivitas tinggi, dapat berkembang biak tiga kali dalam dua tahun dengan peluang kembar dua atau tiga.
Hasilnya, peternakan kambing mampu meningkatkan pendapatan keluarga sehingga warga memiliki cadangan biaya pendidikan anak sekolah. Anak putus sekolah sudah nol, dan umumnya anak tamat SD melanjutkan ke SMP, serta anak yang tamat SMP melanjutkan ke SLTA, yang kuliah pun sudah banyak berkat ternak kambing ini.
Investasi untuk peternakan kambing jelas lebih aman, karena kambing mudah didapat, mudah dipelihara, mudah dijual dan lebih aman dibandingkan dengan ternak lainnya, karena tidak disukai pencuri.
Selain itu, peternakan kambing menjadi sumber gizi keluarga berupa daging dan susu perah, dapat digunakan keperluan lain (terutama bila ada hajatan) dan kotorannya menjadi pupuk kompos tanaman.
Desa Barabali mencontohkan praktik pemberian bantuan dan pengembangan produk di dusun dan desa harus disesuaikan dengan potensi dan apa yang diminati oleh masyarakat. Sosialisasi juga sangat penting baik secara formal maupun informal di setiap pertemuan warga.
Trackbacks/Pingbacks