Warga Desa Saribaye, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat berhasil mengubah sampah menjadi tabungan untuk pendidikan dan kesehatan. Mereka memiliki Bank Sampah yang dikelola secara kolektif. Kini, warga Desa Saribaye memiliki tabungan tambahan dan kondisi lingkungan relatif bersih dari sampah, terutama sampah kemasan, plastik, dan botol.

Sebelum ada Bank Sampah, masyarakat Desa Saribaye seringkali membuang sampah di sembarang tempat sehingga banyak sampah menumpuk di pinggir jalan. Selain merusak pemandangan dan sampah yang dibuang sembarang dapat mengganggu kesehatan. Bahkan, tak jarang terjadi tawuran antarkampung akibat sampah ini.

Nama InovasiBank Sampah My Darling (BSMY)
PengelolaPemerintah Desa Saribaye
AlamatDesa Saribaye, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat
KontakImam Sibaweah (Direktur BSMY)
TeleponSulhayani-Tim Inovasi Daerah (+62-819-1841-85542)
Wesitehttp://www.desasaribaye.com/

Untuk mengatasi hal itu, sejumlah warga menggagas strategi mengelola sampah (daur ulang) sehingga menjadi tambahan nilai pendapatan masyarakat berupa rekening tabungan. Lalu, mereka berkoordinasi dengan Pemerintah Desa untuk membentuk struktur organisasi dan kepengurusan pengelolaan sampah.

Bank yang akan didirikan diberi nama bernama Bank Sampah My Darling (BSMD) dan Tabungan Sembako. Struktur kepengurusan BSMD terdiri atas: Direktur, Wakil Direktur, Bendahara, Teller, dan petugas lapangan. Pengurus BSMD kemudian bermusyawarah untuk mematangkan jenis kegiatan dan merumuskan model kerja BSDM.

Mereka membahas model kerja yang mencakup: bagaimana penerimaan sampah, proses penimbangan sampah, tindakan pengepakan sampah, dan penjualan sampah ke pengepul, perhitungan jumlah aset yang dikelola, jual-beli sampah, serta mengelola tabungan warga dari hasil jual-beli sampah.

Bentuk tabung ditetapkan dalam empat kelompok, yaitu (1) tabungan Reguler, tabungan yang dapat dicairkan kapan saja saat kebutuhan mendesak setelah 3 bulan menjadi nasabah BSMD; (2) Tabungan Pendidikan, tabungan yang dapat dicairkan saat akhir semester tahun pelajaran; (3) Tabungan Lebaran, tabungan yang dapat dicairkan saat hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha; dan (4) Tabungan Sembako, tabungan yang dapat dicairkan saat kebutuhan sembako atau kebutuhan pangan seperti raskin.

Selanjutnya, pengurus BSMD melakukan sosialisasi layanan bank, baik melalui musyawarah desa, membuat selebaran, menempelkan informais dan membagikannya dalam pelbagai cara, serta kunjungan pengurus dari rumah ke rumah baik dalam rangka dinas maupun informal.

Secara paralel, Pengurus BSMD juga mencari lokasi tempat mereka bekerja, membuka rekening kolektif untuk menghindari cash on hand, serta melakukan koordinasi dengan sejumlah pengepul bakal mitra

Keberadaan Bank Sampah mampu mengubah perilaku masyarakat dalam membuang sampah. Mereka terbiasa menampung sampah di rumah masing-masing. Bahkan, saat warga menyabit rumput seorang anak mengikuti orangtuanya menyabit rumput sembari mencari sampah daur ulang.

Dua minggu setelah bank sampah beroperasi, sampah kemasan minuman dan sampah plastik dan botol yang dulunya berserakan di jalan-jalan, kini sukar ditemukan di jalan-jalan karena dipungut dan ditabung di bank sampah. Mereka juga mendapat penghasilan tambahan berupa uang tabungan di Bank Sampah.